Beragam single dari penyanyi muda Alonzo Brata yang menayang di YouTube maupun toko musik digital, lebih banyak mendapat komentar dari orang di luar wilayah Indonesia. “Mungkin lebih dari 60 persen yang menulis dalam kolom komentar adalah orang luar negeri. Dan persentase yang terbanyak datang dari Amerika Serikat,” ungkap Mariam Kartikatresni, CEO Star Creation ID, label rekaman Alonzo Brata dalam diskusi ringan “Menembus Panggung Global” pada 9/12 di Soehanna Hall, Jakarta.
Dwiki Dharmawan yang menjadi narasumber utama dalam diskusi bersama Alonzo Brata dengan moderator Dion Momongan ini, menyebut sangat wajar jika Alonzo lebih disukai orang barat. “No wonder. Karena menurut saya, personifikasi Alonzo sudah terbentuk secara internasional. Baik suara, apalagi musiknya yang dibuat Nial Djuliarso, ini sudah berkelas banget,” kata Dwiki.
Nominator AMI Award
Alonzo Brata seperti diketahui adalah penyanyi pendatang baru bersuara bariton, yang telah merilis album pertama berjudul “Giant Baby Steps.” “Saya menyebut Alonzo sebagai Frank Sinatra Muda dari Indonesia,” kata Dwiki tentang karakter suara Alonzo.
Tak terduga, album Alonzo tersebut masuk nominasi AMI Awards 2022 dalam kategori Album Jazz Terbaik. Sepuluh lagu di album tersebut, sudah pula menayang di berbagai toko musik digital termasuk Spotify, Joox dan lain-lain.
Alonzo juga mulai rajin terlihat tampil dalam beragam panggung jazz, antara lain di Lippo Mall Kemang di Kemang Village Jakarta (Juli 2022), Motion Blue (September 2022), Solo City Jazz, (Oktober 2022).
Ia bahkan juga muncul bersama Nita Aartsen di KBRI Hamburg, Jerman, dalam rangka merayakan Kemerdekaan Republik Indonesia (Agustus 2022).
Dwiki memuji aktivitas panggung Alonzo yang cukup padat di tahun 2022. Apalagi Alonzo juga aktif merilis single berikut video musik terbaru. “Saya mengusulkan manajemen mulai melirik panggung festival jazz di luar negeri. Misalnya di Korea, Singapura, Eropa Amerika dan Australia,” ungkap Dwiki.
Teknologi Bikin Cepat Tenar
Sebagai musisi yang sudah pernah naik panggung di lebih dari 80 negara, Dwiki menyetujui pendapat yang menyebut dengan kecanggihan teknologi musik digital hari ini, sudah tidak punya batas dan sekat wilayah dalam mendengar musik.
Setiap musisi yang memasukan lagunya ke toko musik digital, maka akan segera bisa didengar dan dikenal secara internasional.
Dwiki membandingkan hal baru ini dengan era ia mulai berkarier bersama Krakatau pada tahun 80-an “Eranya sudah jauh berbeda. Dulu untuk bisa main di luar negeri, warna musik harus unik dan khas. Karena itu kita membawakan etnik Indonesia,” ungkap Dwiki
Lebih jauh lagi, Dwiki juga merasa wajib menyiapkan dan mencetak electronic press kit (EPK), yang di dalamnya berisi portofolio, video live, foto-foto juga e-mail. “Materi tersebut dimasukan ke dalam format DVD. Jadi booking agent bisa lihat kami secara lengkap di situ,” ungkap Dwiki Dharmawan. “Dan itu mahal sekali, karena jumlah nyetaknya bisa sampai 2000!”
Menurut Dwiki, sejak tahun 2010, ia sudah masuk dalam manajemen booking agent yang berkedudukan di Vienna. “Jadi meski tinggal di Indonesia, seorang Dwiki dijualnya dari Vienna,”ungkap Dwiki.
Dalam pandangan Dwiki, untuk menangani karier Alonzo ke depan, Star Creatio ID, sebagai label dan manajemen tidak memerlukan menjalin hubungan dengan booking agent di luar negeri. ”Ini (Star Creation ID) sudah jadi booking agent sebenarnya. Tapi mungkin perlu afiliasi sedikit lagi, dan perlu dibuat Alonzo lebih senang saat menjalani travelling,” ungkap Dwiki.
Alonzo Brata sebelumnya menyebut ia tidak terlalu menikmati travelling yang dijalaninya. Dalam perjalanan tersebut, Alonzo juga bertugas menyanyi di Jerman dan membuat video musik. “Saya rekaman video “Strollin’ Down The Avenue” di beberapa negara. Ada Paris, Italia, Jerman,” kata Alonzo dalam bahasa Inggris. “Saya tidak terlalu enjoy dengan travelling, tapi saya sangat suka menyanyi,” ungkapnya.
Dwiki menyebut, mungkin ini bisa terjadi karena persoalan jetlag. Ada perubahan waktu dan kebiasaan tidur yang terganggu. “Di awal karier dulu, kalau ke luar negeri saya juga mengalami jetlag. Tapi belakangan sudah terbiasa. Semoga Alonzo cepat terbiasa menaklukan jetlag, agar bisa tampil di panggung internasional.”
Diskusi ringan berlangsung satu jam, sebelum Alonzo menggelar pentas berjudul “Tap Into The Swing”. Pentas ini diisi pula oleh Nial Djuliarso, Oele Pattiselanno, Deska Anugerah, Joshua Alexander, Rio Manuel, Kuba Skowronski, Mikail Al-Rabbdia. Di samping para penyanyi tamu mulai dari Margie Segers, Sandhy Sondoro dan penyanyi pendatang baru Natasya Elvira, Rifki Soeria dan Qatijaa.
Di tengah panggung, Alonzo yang tampil santai dan terlihat sangat percaya diri, berhasil membawakan 15 lagu, satu di antaranya lagu original berbahasa Inggris, berjudul ‘Strollin’ Down The Avenue’.
Kehadiran Alonzo dalam industri Indonesia, disambut baik oleh banyak pihak. Termasuk dari Joey Alexander, pianist/ composer/ bandleader dari Indonesia yang kini bermukim di Amerika.
Joey sengaja menulis ucapan selamat dan penyemangat “Congrats on your single. Keep your focus on the craft, fame will follow. You are blessed with supportive parents and a manager who believes in you. Enjoy your time making music”./ JOURNEY OF INDONESIA