Dara cantik pendatang baru, Chiara Aurelia mantap terjun ke dunia akting lewat film terbarunya “Kunarpa“. Di film garapan Tu7uh Rumah Produksi ini Chiara didampuk sebagai pemeran utamanya. Tentunya hal ini menjadi pengalaman yang luar biasa bagi Chiara, selain memang akting adalah hobby-nya, film ini sekaligus pembuktian bagi dirinya untuk berakting dengan baik.
“Aku senang bisa ikut terlibat dalam film ini. Apalagi ini film perdana aku dan bertema horor pula. Film ini jadi tantangan juga buat aku untuk bermain dengan total,” kata Chiara Aurelia di kawasan Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (12/2).
Pengalamannya terjun ke dunia akting tidak begitu saja didapat dengan mudah. Gadis kelahiran Jakarta, 2 Februari 1996 ini sempat mengalami perjalanan berliku-liku dan juga kerap dipandang sebelah mata. Tekadnya yang kuat untuk menekuni dunia akting membawanya untuk ikut casting dibeberapa rumah produksi dan akhirnya mendapatkan sebuah peran di sinetron serial “Candy”.
Bahkan, dalam perjalannya untuk meraih yang diimpikannya Chiara sempat beberapa kali bertemu dengan agency yang malah memintanya sejumlah uang untuk bermain di sejumlah layar kaca, tapi justru peran yang dijanjikan kepadanya tak kunjung datang.
“Untungnya aku ketemu mas Andre, sebelumnya aku sempat ketemu agency yang “nakal“, sempat kecewa juga. Aku memang pingin banget terjun ke dunia akting. Jadi kalau ditanya seberapa besar keinginan aku, besar banget. Jadi apapun aku pingin yang terbaiklah,” ungkapnya.
Chiara yang belajar akting secara otodidak ini memang terlihat tidak setengah-setengah mempelajari dunia akting. Saat ini ia juga memperdalam hobby beraktingnya dengan mengambil kelas akting agar bisa mendalami karakter apapun yang nanti diterimanya. Apalagi di film ini, Chiara memerankan dua karakter sekaligus, sebagai Morie Muda dan sebagai Morie Tua.
“Puji Tuhan di film pertama ini aku dapat peran dua karakter sekaligus. Ini merupakan tantangan buat aku sekaligus menjadi pembuktian untuk diri aku di dunia akting,” pungkas Chiara.
Film Kunarpa yang dalam Bahasa Jepang berarti mayat ini, menceritakan tentang penderitaan para korban kekejaman Jepang yang dibunuh dan mati sia sia.
Sementara itu, produser Tu7uh Rumah Produksi, Andre Murtono mengatakan bahwa pihaknya punya alasan tertentu memilih dara 23 tahun tersebut sebagai pemeran utama, Chiara dianggap cocok dengan tokoh Morie karena berwajah mirip orang Jepang.
“Ini sangat mendukung alur cerita dari film ini yang mengambil latar belakang masa penjajahan Jepang di Indonesia di masa lalu. Chiara sangat cocok memerankan tokoh Morie, kami bersyukur akhirnya bisa mendapatkan Chiara yang wajahnya mirip orang Jepang” ujar Andre yang didampingi Tirta Siregar, yang merupakan salah satu dari duo produser tu7juh Rumah Produksi.
Menurut rencana film ini akan memulai syuting pada bulan Mei dan tayang sekitar bulan Oktober mendatang, dengan mengambil lokasi syuting di sejumlah daerah seperti Indramayu, Pangandaran, Bogor dan Sukabumi, hingga ke Sawah Lunto di Sumatera Barat./ JOURNEY OF INDONESIA