Sebagai seorang notaris, Isa Melia boleh dikata memiliki kesibukan yang cukup padat. Hal tersebut bisa jadi dikarenakan pemilik Kantor Notaris Isa Meilia yang berada dibilangan Depok, Jawa Barat ini dalam setahun rata-rata menerbitkan 3.000 akte setiap tahunnya. Ini merupakan jumlah yang cukup besar dan menunjukkan jika kantor notaris miliknya ini memiliki kredibilitas yang baik.
Diakhir pekan silam, JOI beruntung bisa berbincang langsung dengan Isa di kediamannnya dibilangan Mampang, Depok dalam suasana santai. “Terus terang saya jarang bisa seperti ini, tapi memang tiap akhir pekan saya coba untuk meluangkan waktu bersama keluarga. Seperti saat ini, banyak keluarga yang berkunjung kesini,” ujarnya sumringah.
Isa mengakui bahwa dirinya sangat menikmati pekerjaannya sebagai seorang notaris. Pekerjaan yang menurutnya menjadi jembatan baginya untuk mengail ridho sang Khalik. “Terus terang ini merupakan rahmat Allah SWT kepada saya yang memberikan bakat dan kesempatan untuk menjadi notaris. Saya dan suami sepakat untuk selalu memberikan layanan hukum yang terbaik dan semoga selalu bisa menjaga amanah,” harapnya.
Hal tersebut dibuktikannya dengan tidak selalu mengambil keuntungan dari pekerjaan yang dilakukannya. Bahkan pihaknya pernah harus mengeluarkan kocek ratusan juta rupiah hanya untuk menyelamatkan kliennya. Tapi dirinya tidak mempermasalahkan, karena dirinya percaya bahwa Allah SWT memiliki rencana dari segala apa yang terjadi.
“Terus terang, Notaris itu dekat dengan godaan terutama soal uang dan fasilitas. Tanpa menjaga amanah dan kejujuran, maka sebesar apapun nilai bayaran yang diperoleh dari klien, maka pasti akan hancur reputasinya,” pesan jebolan Magister Hukum UI tersebut.
Selain itu, Isa juga ingin keberadaanya bisa menjadi pembuka rezeki bagi orang lain. Dilatarbelakangi pada saat membuka Kantor Notaris Isa Meilia pada 2005 lalu, Isa mencoba merekrut beberapa pegawai untuk membantunya menjaankan kantor tersebut. Saat ini dirinya memiliki 21 orang staf tetap dan belasan lagi sebagai freelancer.
Isa menyebutkan bahwa berdasarkan pengalamannnya selama ini, dkantornya hanya merekrut 2 orang saja yang sebelumnya telah memiliki pengalaman bekerja di kantor notaris, sisanya ia bina dari nol. Keberaniannya dalam merekrut pegawai yang belum berpengalaman karena dirinya percaya bahwa pada dasarnya setiap orang memiliki potensi dan dapat diajak kerjasama.
“Tinggal bagaimana kita menilai dan memunculkan potensi orang tersebut. Dengan karakter baik yang dimiliki pegawai, maka potensi yang dimiliki bisa dikembangkan dan itu akan menguntungkan perusahaan. Tidak semua pegawai berstatus sarjana. Beberapa malah mengikuti pendidikan paket C, dan seiring waktu berjalan berbekal dari karakter yang baik, si pegawai mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikannya sampai sarjana,” aku ibu satu anak ini.
Semua yang saya lakukan ini berdasarkan pengalaman saya terdahulu, saya bukan siapa siapa. Namun saya mencoba untuk melakukan apapun dengan ikhlas, amanah dan mau belajar. Satu lagi adalah saya diberikan kesempatan untuk membuktikan hal tersebut. Dan hal tersebutlah yang saya coba berikan kepada orang orang disekitar saya”, aku Isa lagi.
Kesibukan yang luar biasa ini akhirnya mengharuskan Isa menghabiskan sebagian besar hari-harinya untuk berkutat dengan masalah-masalah yang dihadapi klien. Tak jarang, pekerjaan itu dibawanya serta pulang ke rumah, dilanjutkan di rumah, ketika jam kantor telah berakhir.
“Saya beruntung memiliki pasangan hidup dan keluarga yang bisa memahaminya. Pergi pagi pulang hampir jam 10 malam. Telepon juga nyaris tak berhenti bordering. Syukurnya suami dapat memahami bahkan memberikan support,” tandasnya.
Nah untuk mengimbangi keadaan ini, Isa memiliki sebuah jalan keluar, yakni traveling. Ini adalah hobby yang digelutinya sejak sebelum menikah. “Sudah jadi passion saya untuk mengunjungi seluruh tempat di dunia. Ini juga sebagai bentuk apresiasi saya terhadap diri sendiri. Sewaktu masih single saya pergi dengan teman-teman, namun saat ini lebih memilih pergi bareng keluarga,” aku wanita enerjik ini.
Isa juga melanjutkan, “Saya selalu mengambil waktu sekitar 2 pekan dalam setahun untuk traveling, namun sejak pandemi terpaksa hobby ini di simpan dulu”, gelaknya.
Bagi Isa, menjadwalkan traveling setahun sekali itu penting. Mumpung badan masih kuat dan usia masih muda. Sebab traveling usia tua justru tidak bisa menikmati total destinasi wisata yang kita kunjungi. “Jadi traveling yang tepat ya saat usia masih muda, jangan menunggu tua, jangan menunggu pensiun,” sambung Isa.
Setidaknya ada 44 negara yang sudah ia kunjungi sebagai traveling seperti Jepang, Rusia, China dan sejumlah negara-negara Eropa seperti Belanda, Swiss, Italia, Finlandia, Inggris dan negara-negara di Timur Tengah serta Australia.
Ketika JOI menanyakan titik terjauh yang pernah ia kunjungi, Isa mengaku sudah sampai ke Antartika. “Ini yang terjauh dan negara yang paling berkesan, karena di daerah kutub, matahari hanya muncul selama 6 bulan saja, selebihnya gelap. Jadi jam 12 siang itu sudah gelap dan suhu bisa drop sampai -24 derajat,” ungkapnya.
Traveling bersama keluarga diakuinya ketika sang anak sudah berusia 5 tahun. Ia mulai merancang perjalanan sedetail mungkin. “Saya lebih tertarik sebagai traveler dibandingkan turis biasa. Tadinya suami juga tidak ada passion sama sekali untuk mengikuti hobby saya ini. Tapi lama kelamaan malah suami yang antusias. Jadi kami sekeluarga ini sudah lama tidak pernah pergi dengan memakai jasa biro perjalanan, semuanya disiapkan sendiri. Kecuali untuk moment tertentu jika harus pergi dalam jumlah banyak”, ungkapnya.
Mengenai makanan selama perjalanan, Isa tak segan membawa rice cooker kecil, beras dan rendang. Walau repot tetapi strategi tersebut membuat perjalanan wisatanya jauh lebih nyaman dan makan lebih terjaga. “Kendala sebagai muslim ya di makanan halal, jadi kita siasati hal ini dengan mempersiapkan urusan perut ini dengan baik,” akunya.
Satu pengalamannya lagi bahwa karena dari kecil sang anak sudah diajak berpergian, sehingga begitu beranjak remaja seperti saat ini, sang anaklah yang selalu meng-arrange perjalanan mereka. “Dia yang menyiapkan mau ke negara apa, pesan tiket, browsing tempat wisata, hotel, perjalanan darat di negara wisata dan lainnya. Dan karena sering traveling ke negeri-negeri yang cukup jauh, malah cita citanya ingin jadi Diplomat,” gelaknya.
Bagi Isa, menjadwalkan traveling setahun sekali itu penting. Mumpung badan masih kuat dan usia masih muda. Sebab traveling usia tua justru tidak bisa menikmati total destinasi wisata yang kita kunjungi. “Jadi traveling yang tepat ya saat usia masih muda, jangan menunggu tua, jangan menunggu pensiun,” sambung Isa.
“Ada saatnya kita bekerja keras, ada saatnya bersenang-senang, ada juga saatnya kita berinvestasi untuk akherat. Hidup itu harus seimbang, uang tak dibawa mati, harta bakal kita tinggalkan,” tutup Isa bijak./ JOURNEY OF INDONESIA
By Ibonk March 07, 2021 909