Mardigu Wowiek Prasantyo bukanlah sosok asing di kalangan pemerintahan. Selain sebagai seorang pengusaha muda Indonesia, ia juga dikenal pernah menjadi staf khusus menteri pertahanan negara, dan pengamat terorisme. Sehingga, selain sebagai seorang pengusaha, Mardigu juga mempunyai wawasan yang banyak sekali dalam memberikan pendapatnya tentang kondisi dan keadaan bangsa Indonesia saat ini.
Ditemui dalam sebuah acara diskusi yang bertajuk “Solusi pengelolaan negara berdasarkan analisa SWOT NKRI”, ia memberikan pandangannya terhadap jalannya pemerintahan, baik yang berhubungan dengan bela negara, politik, pertahanan, budaya, ekonomi, bahkan juga terhadap perusahaan unicorn yang saat ini sedang merajai bisnis online.
“Saya membuat kurang lebih ada 60 video YouTube yang berisikan politik, ekonomi, kebudayaan yang bersifat kenegaraan. Saya melihat bangsa Indonesia saat ini sedang dalam kondisi yang berat, saya ingin membantu dengan memberikan sedikit solusi,” ungkap Mardigu disela acara diskusinya pada Selasa (13/8/2019) di kawasan Senayan, Jakarta Selatan.
Ia mengklaim pemikirannya ini sangat bagus dan bisa membuat paling tidak pemerintah tersadar untuk membuat sebuah perubahan sehingga dapat lebih berpihak kepada rakyat. “Ada beberapa poin yang saat ini menjadi perhatian saya, karena saat ini masyarakat kita hanya fokus pada politik, dimanapun yang dibahas adalah situasi politik. Padahal ada beberapa yang perlu perhatian, seperti 7 gatra yang ada di Indonesia, seperti gatra ekonomi dan juga budaya,” paparnya kepada awak media.
Menurut Mardigu, jika pemerintah concern dengan apa yang dimiliki oleh negara, Indonesia bisa menjadi salah satu negara yang mempunyai aset terbesar di dunia. Mardigu juga melihat hanya Indonesia satu-satunya yang tidak mempunyai badan intelejen pertahanan negara, sehingga kondisi ini dikhawatirkan dapat menggoyahkan pemerintahan. Karena negara luar, bisa dengan mudah mempengaruhi pertahanan bahkan ekonomi bangsa dari dalam.
“Indonesia tidak punya intelejen pertahanan negara yang dalam bahasa lain defence intelegency agency. Indonesia tidak punya. Saya khawatir, ini nantinya akan mempengaruhi masa depan Indonesia,” ungkap Mardigu.
“Dengan adanya video yang di upload di konten YouTube ini, paling tidak kita bisa mempengaruhi masyarakat yang melihatnya dan juga pemerintah untuk sama-sama menjalankan gagasan tersebut yang dapat diserap oleh masyarakat dan menjadi presure bagi pemerintah juga. Negara ini bukan hanya butuh second opinion, tapi third atau five opinion, bahwa inilah salah satu cara bernegara yang patut kita pahami. Paling tidak kita bisa melawan hegemoni,” tandasnya.
Video tersebut membahas tentang cara cerdas bernegara ini akan dibuat sebanyak 100 episode dengan target tayang di bulan Oktober 2019 mendatang sebelum pelantikan kabinet Presiden yang baru dilantik./ JOURNEY OF INDONESIA