Ada beragam cara untuk menikmati Pulau Sumba. Terutama saat Festival Sandalwood 2019 berlangsung. Salah satunya dengan menikmati keindahan Bukit Wairinding. Destinasi ini sangat direkomendasikan selama Festival Sandalwood 2019 pada 10-12 Juli. Hamparan bukit yang terlihat menakjubkan dengan vegetasi padang rumputnya yang luas.
Kondisi jalan menuju lokasi Wairinding sudah cukup baik, aspal yang mulus dan lebar menawarkan kesan tersendiri, apalagi dengan disuguhi jalan naik turun dan berkelok-kelok ciri khas jalan trans Sumba Waingapu-Waikabubak. Sesampainya di sana, pengunjung dapat memarkirkan kendaraannya di lahan parkir yang tersedia di sekitar warung yang sekaligus menjadi tempat tinggal masyarakat setempat. Dari situ, pengunjung masih harus berjalan kaki mendaki bukit yang berada di belakang warung kurang lebih 500 meter.
Bukit Wairinding berada di Pandawai, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Memakan waktu sekitar 30 sampai 40 menit dari kota Waingapu. Kawasan bukit ini sangat eksotis, karena memiliki bentang alam bergelombang dan menjadi salah satu spot terbaik yang bisa dikunjungi di daerah ini. Bukit dengan pemandangan lansekap yang indah dengan udara yang sangat bersih dan asri, serta sepoi-sepo angin yang membuat betah diatasnya.
Saat musim penghujan, bukit ini akan didominasi warna hijau bagai pemandangan di Eropa dan saat musim kemarau disekitar bulan Juli dan Oktober hamparan tanah dan rumput kering berwarna keemasan tersaji sejauh mata memandang, memantulkan sinar surya yang pongah menebarkan sinarnya.
“Bukit Wairinding pemandangannya memang indah, banyak orang datang baik lokal ataupun wisatawan asing. Bisa berfoto dengan latar belakang bukit-bukit dan juga kuda-kuda di sini. Wairinding sendiri artinya Air Tergenang, atau danau tempat kami sering memandikan kuda yang ada di bawah bukit tak jauh dari sini,” ujar Kebahanggar, salah seorang pemilik kuda di bukit ini. Bukit ini juga menjadi tempat terbaik untuk menjemput sunset, bias gradasi berwarna oranye menyajikan keindahan luar biasa dan sayang untuk dilewatkan begitu saja.
Eloknya hamparan hamparan padang savana yang terhampar luas memberikan kesan yang sangat mendalam. Journey of Indonesia sendiri merasa beruntung hadir disaat bukit ini di dominasi warna keemasan, disaat musim kemarau. Menyaksikan kuda-kuda dipunggung bukit dan anak-anak Sumba yang hidup disekitar perbukitan ini bermain disekitarnya. Tak hanya bermain, terkadang juga sambil membantu orang tuanya menawarkan kuda untuk ditunggangi oleh para wisatawan.
Bagi para peminat fotografi, tak ada timing dan spot yang sia-sia. Semuanya akan menghasilkan frame to frame yang cantik yang bisa anda pamerkan di halaman socmed anda. What a wonderful place to captured!
Tidak terdapat fasilitas penunjang apapun di sekitar lokasi. Hanya terdapat sebuah warung kecil sebelum sampai dipuncak bukit, itu pun tidak lengkap. Tapi cukuplah untuk menikmati semangkuk mi instan dan menyeruput segelas kopi Sumba. Nikmehhhh sekali…..
Tidak ada pungutan tiket masuk resmi di Wairinding, namun setiap tamu yang datang disarankan untuk mengisi buku tamu dan memberikan uang seikhlasnya saja untuk kesejahteraan para masyarakat setempat. Sudah sepantasnya kita panjatkan rasa syukur kepada sang Khalik dengan apa yang diberikannya terhadap bumi Nusantara ini./ JOURNEY OF INDONESIA