Curug Citaman, mungkin nama tersebut tak sesensasional Curug Pangeran dan Curug Leuwihejo yang sudah termasyhur dikalangan pegiat pamer foto akun travel instagram. Padahal, untuk bersenang ria dari pagi ketemu malam di Curug Citaman, sampai saat ini belum dipungut biaya tiket masuk, maupun tarif parkir oleh pihak pengelola wisata.
Air terjun Citaman yang terletak di Kutajaya, Cicurug, Sukabumi, menawarkan sensasi pacu adrenalin tingkat ekstrem di benak pecinta wisata curug. Di sana pengunjung dapat terjun bebas, seperti salto dari tebing setinggi 5 meter, terhempas ke dalam kolam alami berwarna hijau tosca dengan kedalaman sekitar 6 meter.
Menurut Riki (20), air terjun yang terletak di kaki Gunung Salak 1 ini sangat jarang dikunjungi oleh warga Jakarta. Karena, akses menuju lokasi ini dapat dikatakan cukup sulit dijangkau dari Ibukota. Maka itu, katanya, hanya warga lokal saja yang mengetahui persis lokasi Curug Citaman.
“Ini kan sebenarnya trek illegal yang mau naik ke Gunung Salak dengan tidak bayar. Udah gitu, belum viral juga di instagram. Warga Jakarta mah belum banyak yang tau keberadaan surga Sukabumi ini. Kalo ke sini, kudu nanya-nanya warga. Nggak ada plang arah-nya sih,” ucap warga Bogor itu.
Dibutuhkan tekad gigih dan tak mudah mengeluh untuk menuju Curug Citaman. Dari pos terakhir pemberhentian kendaraan, nantinya pengunjung harus berjalan kaki selama 1 jam membelah rimbunnya hutan Taman Nasional Gunung Halimun Salak, dengan jalur bebatuan terjal dan licin.
“Awas kalau salah-salah jalur, malah bisa ketemu babi hutan, juga macan tutul yang lagi turun gunung. Jangan ke sini malem-malem aja. Enaknya sih pagi, aman deh. Terus masih sepi dan airnya pasti lebih segar,” timpal salah satu pelancong asal Sukabumi.
Untuk menyibak kecantikan Curug Citaman yang wilayahnya berada di perbatasan antara Sukabumi dengan Bogor. Dibutuhkan perjalanan darat sekiranya 3 jam dari kota Jakarta bila menggunakan kendaraan pribadi, baik mobil ataupun motor.
Jika sudah tiba di Bogor Kota, selanjutnya pengunjung harus memacu kendaraannya ke arah stasiun Batu Tulis. Setelah itu, dilanjutkan dengan melintasi jalanan berkelok yang minim lampu penerangan jalan saat malam hari. Hingga tiba di pertigaan Indomart Pasir Jaya, Bogor, selanjutnya arahkan kendaraan Anda untuk masuk area Cimelati atau Cicurug, karena akses nya jauh lebih baik, ketimbang melintasi Kampung Neglasari.
“Jalanan di sini masih parah mas, kalo dari bawah sih masih bagus, hot mix (aspal) dan cor-an. Nah, pas mau dikit lagi sampai air terjun disitu dia jalanan berbatunya rusak dan licin, apalagi kalo setelah hujan. Enaknya ke sini sih pakai motor trail atau mobil jeep. Dijamin kendaraan tidak biru-biru dah kalo divisum,” kelakar Riki.
Dia membeberkan, semenjak ada “orang kaya” yang membeli vila di dekat lokasi air terjun, membuat masyarkat yang ingin wisata ke Curug Citaman, harus mutar melalui rute lain. Hal itu, kata dia, jadi menghambat waktu ke area lokasi selama 30 menit.
“Orang kaya itu asal portal jalan saja mas, narok security yang jaga disitu. Mana kadang badannya gede kaya orang militer. Udah gitu, vila lengkap dipasang CCTV. Jadi, warga yang pingin berenang mah, kudu muter jauh lewat jalan lain, karena jalan yang biasanya kita lewat malahan dia portal. Orang kaya itu semisal datang ke vila mah enak, pasti naik helikopter,” terangnya.
Sementara itu, Ceuceu Askonah pedagang warung yang paling dekat dengan lokasi wisata, berharap agar Pemda Bogor/ Pemda Sukabumi ataupun Dermawan, mau membantu perbaikan jalan menuju ke Curug Citaman. Ia optimis wisata ini bisa ramai pengunjung bila akses jalannya menuju lokasi diperbaiki.
“Kita masyarakat sekitar kan pingin perbaikan ekonomi juga, bukan saya saja, banyak kok ada warga lain juga yang pingin buka warung jajanan. Tapi kalo jalanan nggak diaspal juga mah, takutnya pengunjung malah kapok ke sini. Jalanannya masih rusak. Padahal ini tempat wisata bagus. Harusnya mah Pemda aspal cepet-cepet daerah ini. Jangan karena daerah perbatasan, jadinya nggak diaspal-aspal,” harapnya./ JOURNEY OF INDONESIA