Banyak perubahan yang terjadi tatakala pandemi Covid-19 melanda di seluruh penjuru bumi, tak terkecuali di Tanah Air. Semua sektor kehidupan, ekonomi, budaya termasuk pariwisata tak ada yang lolos dari dampak mematikan efek Covid-19 lalu. Syukurnya, sejak pandemi dinyatakan melandai pada medio 2022 ini, muncul semangat baru yang dengan segera merespon kebangkitan tersebut. Termasuk didalamnya dunia pariwisata nasional yang paling parah terdampak.
Salah satu respon positif dari sektor pariwisata adalah ketika Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyebutkan bahwa yang saat ini pihaknya tengah mengembangkan “Digital Nomad Island” lewat pilot project di Pulau Bidadari, Kepulauan Seribu.
Pada peresmian pencanangan HUT DKI Jakarta ke-495 di Pulau Bidadari, Kepulauan Seribu, Selasa (24/5/22), ia menyampaikan bahwa Jakarta menawarkan Kepulauan Seribu sebagai opsi pilihan tempat bekerja secara daring sekaligus berwisata. “Bekerja dari jauh tidak hanya menjadi tren tetapi juga norma baru dalam bekerja pasca pandemi Covid-19,” tambahnya.
Anies Baswedan juga menyebutkan jika Kepulauan Seribu telah memiliki beragam fasilitas yang cukup untuk menunjang aktivitas para digital nomad.
Sebagai bahan uji coba, dimulai dari tanggal 25 Mei 2022, Dinas Parekraf Provinsi DKI Jakarta mengadakan ‘Perjalanan Wisata Pengenalan Pulau Bidadari Sebagai Nomad Island’ dengan melibatkan beberapa awak media, content creator, Abnon Jakarta dan beberapa pihak terkait.
Perjalanan yang di mulai dengan kapal cepat dari titik kumpul di Dermaga 15 Pantai Marina Ancol, Jakarta Utara menuju Pulau Bidadari. Agak disayangkan, cuaca berubah-ubah yang melanda Jakarta belakangan, membuat kesempatan pertama kegiatan ini pada 25 Mei 2022 kemarin membuat matahari agak enggan menunjukkan dirinya. Sehingga langit cerah dan birunya laut yang diharapkan menemani tidak terjadi.
But the show must go on, tepat pukul 08.30 WIB perjalanan pun dimulai. Tak terlalu lama, kurang lebih 20 menit peserta tiba di pulau Bidadari untuk menikmati coffee break di Gambir Restaurant yang berlokasi dipinggir pantai yang cukup indah. Nah disini, walau tampak malu-malu matahari terlihat mulai garang menampakkan sinarnya.
Selepas menyantap suguhan kecil tersebut, pihak resor sengaja mengajak semua peserta untuk melihat fasilitas yang ada di Pulau Bidadari ini. Mulai dari berbagai tipe cottage yang siap untuk di diami oleh para pengunjung dengan berbagai fasilitas terbaiknya.
Tak hanya itu, reruntuhan Benteng Martello yang merupakan benteng peninggalan VOC pada abad ke 17 masih terlihat terawat dengan baik. Ini juga menjadi sebuah daya tarik tersendiri bagi pulau Bidadari. Tersusun dari bata-bata merah, benteng ini dibangun sekitar tahun 1600-an tentunya menjadi saksi mata keberadaan Indonesia khususnya Jakarta.
Melewati pepohonan yang cukup asri, peserta akhirnya diajak untuk merasakan sensasi area pinggiran Pantai Indah, yang terletak disebelah timur pulau Bidadari yang didedikasikan menjadi area Digital Nomad Island.
Memiliki pantai landai dengan pasir putih semakin memikat karena difasilitasi payung dan meja kursi pantai untuk bersantai. Di sisi pojok di bawah bayang-bayang phon cemara terhampar tenda berwarna warni bagi yang ingin menikmati keasrian pantai ini lebih lama. Belum lagi tersedianya hammock diantara batang-batang cemara menjadi sebuah keasyikan tersendiri untuk menghabiskan hari di pulau ini. Lokasi dan fasilitas ini begitu cocok bagi seorang digital nomad untuk dapat bekerja dari jauh (remote working).
Tak hanya itu, dari 111 pulau di wilayah administratif Kepulauan Seribu, para digital nomad bisa memilih di antara sebelas pulau berpenduduk dan tujuh pulau resor untuk sekaligus berwisata singkat mengisi waktu senggang.
Nah, dikesempatan yang sama Shinta Nindyawati selaku Kepala Suku Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Jakarta Pusat menjelaskan bahwa dirinya cukup mendukung program ini. “Ini merupakan kesempatan besar bagi Jakarta untuk mengangkat kembali Kepulauan Seribu setelah pandemi ini,” ungkapnya di sela sela pendampingan grup pertama Perjalanan Wisata Pengenalan Pulau Bidadari.
Selain itu, Shinta juga menerangkan bahwa di wilayah kerjanya di Jakarta Pusat aktivitas digital nomad masih terkonsentrasi pada staycation di hotel, serta bekerja dan meeting di restoran dan kafe. “Kami tengah berupaya untuk mengembangakan wisata museum agar lebih mengena kepada generasi Z. Harus banyak cara yang dilakukan untuk membuat generasi Z tertarik untuk datang ke museum. Karena terus terang, Jakarta Pusat merupakan surganya museum, dan generasi Z menjadi target kami.”
Pemerintah administrasi Jakarta Pusat tengah memikirkannya. Karena di wilayah mereka terdapat museum-museum dan galeri-galeri baik milik pemerintah maupun swasta. Selain itu, di sana ada banyak fasilitas MICE dan perbelanjaan. Sehingga wisata MICE dan belanja sudah sangat berkembang.
Perjalanan wisata pengenalan hari itu tak hanya berkeliling dan menikmati pulau Bidadari saja, namun peserta juga diajak untuk menikmati perjalanan hopping island ke Pulau Kelor, Pulau Onrust, dan Pulau Cipir. Namun sedikit disayangkan karena cuaca yang kurang mendukung tim tidak dapat merapat ke pulau Kelor.
Perjalanan Wisata Pengenalan Pulau Bidadari Sebagai Nomad Island ini sendiri akan terus berlangsung sampai dengan 30 Mei 2022 mendatang. Dengan melibatkan berbagai komunitas yang tepat, diharapkan semakin mamacu kesiapan pulau Bidadari dan pulau-pulau disekitarnya untuk menunjang aktivitas para digital nomad./ JOURNEY OF INDONESIA