JAKARTA — Hari pertama gelaran akbar BNI Java Jazz Festival 2025 langsung dibuka dengan nuansa magis yang tak terlupakan. Di tengah kemegahan 11 panggung utama yang menghadirkan musisi kelas dunia seperti Jacob Collier, Andien, dan pertunjukan spesial bertajuk The Stevie Wondr Celebration, sebuah kejutan manis justru hadir dari panggung booth BNI Wondrzone.
Dari sudut venue yang dipenuhi dekor penuh warna dan atmosfer retro modern, kelompok musik Madame & Toean berhasil menyulap suasana menjadi lebih semarak. Dengan mengusung gaya musik Gypsy Jazz era 40-an, penampilan mereka menjadi oase nostalgia yang penuh energi, disempurnakan oleh vokal menawan Rahma Savitri yang memikat perhatian pengunjung sejak awal penampilan.

Penampilan Madame & Toean bukan hanya soal musik. Konsep visual mereka tampil mencolok dengan busana berwarna-warni yang memanjakan mata, menyatu apik dengan tema booth BNI yang kreatif dan imajinatif. Di sesi pertunjukan kedua, mereka membuka dengan komposisi instrumental ‘Libertango’ yang langsung menggiring penonton ke dalam suasana teatrikal penuh semangat.
Setelah itu, Rahma Savitri membawakan lagu daerah ‘Sik Sik Sibatumanikam’ yang dikemas dalam aransemen ceria dan kontemporer. Lanjut ke nomor klasik Nurlela, suara Rahma membuktikan fleksibilitas musikalitasnya dalam memadukan genre tradisional dan jazz modern. Sementara lagu Paris de Java yang dibawakan dengan lirik campuran Prancis dan Sunda menjadi salah satu highlight malam itu, menghadirkan nuansa etnik urban yang unik.
Tak hanya sampai di situ, penampilan mereka juga seolah menjadi bentuk penghormatan terhadap legenda musik Indonesia Titiek Puspa yang belum lama berpulang. Lagu ‘Gang Kelinci’ yang dipopulerkan Lilis Suryani pun dibawakan dengan format lebih riang.
Saat penonton mengira penampilan telah usai, teriakan permintaan encore mulai terdengar dan dengan berbaik hati, Madame & Toean kembali mengisi panggung dan menutup sesi mereka dengan lagu ‘Juwita’ milik Chrisye. Euforia penontonpun membuncah dan tanpa ragu bernyanyi dan bergoyang bersama tanpa ragu.

Ditemui seusai tampil, Rahma Savitri mengungkapkan kegembiraannya, “Salah satu pengalaman yang menyenangkan karena kemarin kita banyak membawakan lagu lagu daerah dan lagu Indonesia lama yang di mainkan dengan gaya Madame & Toean. Melihat para audience yang ikut menyanyi dan menari bersama kami merupakan kebahagiaan tersendiri,” ucapnya penuh syukur.
Kehadiran Madame & Toean di panggung alternatif seperti BNI Wondrzone membuktikan bahwa Java Jazz Festival bukan hanya tentang nama besar internasional, tetapi juga panggung penting bagi talenta lokal yang mampu menghadirkan eksplorasi musikal tak biasa.
Dengan komposisi yang menggabungkan nostalgia, kreativitas, dan warna-warni budaya, Rahma Savitri dan rekan-rekannya berhasil mencuri perhatian dan menjadi sorotan tersendiri di tengah festival musik terbesar di Asia Tenggara ini.
Java Jazz Festival 2025 pun sekali lagi membuktikan bahwa dalam semesta jazz, kejutan bisa datang dari mana saja—termasuk dari booth berenergi tinggi yang menyatukan tradisi, semangat, dan jiwa muda dalam satu harmoni meriah./ JOURNEY OF INDONESIA | iBonk