Sudah sejak lama, Sukabumi menjadi destinasi pariwisata yang potensial. Lokasinya yang dekat dengan Jakarta, menjadikan Sukabumi dipilih masyarakat ibukota menjadi destinasi ideal buat mendapatkan tempat escape dari rutinitas yang terdekat. Selain wisata kuliner, Sukabumi juga kaya akan wisata alam yang indah.
Salah satunya ada di kawasan Taman Nasional Gede Pangrango (TNGGP), Situgunung, Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Daerah yang terletak pada ketinggian kurang lebih 850 mdpl. Menyajikan panorama alam yang indah, ditambah udara dingin yang segar tentu membuat tempat ini pantas untuk disambangi bersama keluarga. Ada 3 spot wisata di sini yang dapat di jangkau seperti Danau Situgunung , Curug Sawer, dan Jembatan Gantung Situgunung (Suspension Bridge) yang kini mengundang daya tarik pengunjung begitu besar.
Journey Of Indonesia mendapat kesempatan untuk merasakan pengalaman ini pada saat libur hari Kemerdekaan RI ke 74 pada Sabtu, 17/8/19 kemarin. Bersama Komunitas Indonesia Trip (KIT), berangkatlah sekitar 60 an peserta dengan menggunakan bus dan kendaraan pribadi. Namun karena ini juga bertepatan dengan libur nasional, dan ribuan orang memiliki rencana yang sama bisa dibayangkan kemacetan waktu tempuh yang harus dilalui.
Berangkat dari Selatan Jakarta pada pukul 06.00 WIB, kami sampai di pintu masuk Situgunung sekitar pukul 14.00 WIB… can you imagine, what amazing speed we had? Hahahaha… Langsung saja menuju ke akses masuk, dengan sebelumnya membayar restribusi, dan mengisi perut di sebuah restoran di tepi lembah dengan suasana yang menakjubkan.
Tak lupa setelahnya secangkir kopi mampu membangun semangat untuk merasakan sensasi yang menjadi magnet tersendiri bagi pengunjung. Berjalanlah kami menuju jembatan gantung yang cukup viral ini. Tak dinyana, semangat langsung drop melihat antrian yang ada di depan mata. Namun semua harus di jalani dengan tabah bersama berbondong-bondong pengunjung dari berbagai penjuru Jawa Barat, Jakarta dan daerah lainnya.
Akhirnya setelah 45 menit dalam antrian, entering gate pun terlewati dan oleh petugas disematkan safety belt yang menjadi bagian dari prosedur keselamatan. Mencapai panjang 243 meter dengan lebar 2 meter, serta tinggi dari permukaan tanah sekitar 161 meter, akan membuat gamang bagi yang tidak biasa.
Keberadaan jembatan gantung ini juga memungkinkan wisatawan menghemat waktu trekking dari sekitar 1 jam hanya menjadi 10 menit. Tapi itu terserah pengunjung saja. Kalau mau mencari sehat, bisa saja berangkat lewat jembatan gantung dan kembali lewat trekking biasa atau sebaliknya.
Kapasitas sekali melintas jembatan gantung sebanyak 90 orang, dan para petugas ditempatkan di titik start, finish serta beberapa orang di sepanjang jembatan. Selama melintas, ada baiknya perasaan takut dihilangkan saja. Lantai kayu merbau asal Papua juga semakin memberikan rasa aman untuk melangkah menuju keseberang sambil menikmati suguhan pemandangan yang masih cukup alami.
Sambil melangkah, cobalah untuk menikmati sejuknya udara dan merasakan kebebasan diatas ketinggian dengan berswaforto dilatarbelakangi jembatan gantung atau pemandangan diketinggian. Sayangnya, kami tidak bisa berlama-lama menikmati sensasi jembatan gantung yang katanya terpanjang di Asia ini, karena banyaknya pengunjung yag berminat sama.
Sesampainya di ujung, kita bisa langsung saja melangkahkan kaki menuruni jalan setapak mulus menuju ke Curug Sawer di aliran sungai Cigunung dan Danau Situgunung. Hempasan air terjun terdengar menderu-deru dengan ketinggian mencapai 35 meter tersebut. Kawasan disini terlihat sangat rapi, dan disekitar curug juga berjejer pedagang yang menjajakan berbagai makanan, minuman, serta souvenir.
Berjalan sedikit kita akan langsung berhadapan dengan air terjun. Bagi yang tidak ingin berbasah-basah melewati bebatuan besar diseputar air terjun, ada jembatan yang melintang di atas sungai sehingga pengunjung dapat menikmati Curug Sawer dengan nyaman sambil berfoto-foto dengan latarbelakang air terjun. Namun kita harus siap basah terkena percikan air terjun jika berfoto di spot ini.
Setelah berfoto dan ada yang nekat nyebur aliran air terjun ini, kami pun segera bergegas kembali karena hari sudah semakin senja. Namun herannya, masih banyak saja pengunjung lain yang berniat turun ke air terjun ataupun melewati jembatan gantung tersebut di waktu malam.
Begitulah, walau tak memiliki kesempatan berlama-lama menikmati suasana dan fasilitas di Situgunung, secara keseluruhan peserta fun trip yang dikelola oleh Komunitas Indonesia Trip (KIT) ini berjalan cukup sukses. Sepanjang perjalanan pergi dan kembali, untuk melepaskan penat dari kemacetan yang mengular, peserta disuguhkan kudapan, games berhadiah, doorprize dan goodybag dari banyak sponsor.
Peserta yang juga berasal dari berbagai profesi ini juga akhirnya menjadi sebuah keluarga karena memiliki ketertarikan yang sama dengan alam di nusantara indah ini. Ingin bergabung di komunitas ini? Berkunjung saja ke www.facebook.com/groups/Indonesiatripnews, untuk mengintip aktifitas mereka disana.
Bagi pengunjung yang tertarik untuk menikmati liburannya di TNGGP yang perlu diperhatikan adalah daya tahan tubuh dan stamina yang harus fit. Karena untuk mencapai beberapa spot wisata disini, kita harus berjalan kaki dan jaraknya itu cukup jauh.
Berikut daftar tarif berbagai kegiatan di destinasi ini.
Tiket masuk
WNI hari biasa Rp.16.000, Hari libur Rp.18.500
WNA hari biasa Rp.165.000, hari libur Rp.240.000
Pelajar/ Mahasiswa WNI hari biasa Rp.9.000, hari libur Rp.10.500
Pelajar/ Mahasiswa WNA hari biasa Rp.115.000, hari libur Rp.165.000
Kemah
WNI hari biasa Rp.24.000, hari libur Rp.29.000
WNA hari biasa Rp.315.000, hari libur Rp.465.000
Pelajar/ Mahasiswa WNI hari biasa Rp.15.000, hari libur Rp.18.000,
Pelajar/ Mahasiswa WNA hari biasa Rp.215.000, hari libur Rp.315.000
Suspension Bridge Rp.50.000
Masuk Kendaraan
Mobil hari biasa/ libur Rp 10.000
Motor hari biasa/ libur Rp.5.000
Sepeda hari biasa/ libur Rp 2.000/ JOURNEY OF INDONESIA