JAKARTA – Kawasan Gelora Bung Karno (GBK) pagi itu terasa berbeda. Di antara hiruk pikuk rutinitas ibu kota, ribuan langkah bergema dalam ritme yang sama: langkah-langkah warga yang memilih memulai akhir pekannya dengan satu tujuan yakni menjaga kesehatan tulang. Lebih dari 12.000 peserta memadati area pintu masuk Senayan untuk mengikuti Anlene™ OsteoWalk 10.000 Langkah dan OsteoRun 5K, sebuah rangkaian kampanye nasional yang diinisiasi Anlene™ dan Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI).
Suasana meriah itu menjadi puncak peringatan Hari Osteoporosis Nasional (HON) 2025, melanjutkan perjalanan kampanye yang sebelumnya berlangsung di Medan dan segera menuju Surabaya. Namun, gaungnya jauh melampaui sekadar ajang olahraga; gerakan ini menjadi pengingat bahwa kesehatan tulang adalah isu yang semakin mendesak untuk diperhatikan.
Di tengah keramaian peserta yang antre untuk pemeriksaan tulang gratis, terbentang data yang menggelitik kesadaran publik. Setelah melakukan Bone Scan terhadap lebih dari 500.000 warga di 16 kota, Anlene™ dan PEROSI menemukan bahwa lebih dari separuh responden berisiko mengalami osteoporosis.

Keberagaman usia tak menjamin perlindungan. Gen X, dengan aktivitas harian yang kerap menguras stamina, justru memiliki risiko dua kali lipat dibandingkan Milenial. Dibandingkan Gen Z, risikonya melonjak hampir 2,7 kali. Di Jakarta sendiri, gambaran risikonya bahkan lebih mencolok: lebih dari 60% peserta pemeriksaan berada dalam kelompok rawan, terutama mereka yang jarang berjalan kaki.
Fakta-fakta tersebut menunjukkan satu hal: osteoporosis memang “silent disease” diam, nyaris tak menampakkan gejala, tetapi mampu meredupkan kualitas hidup ketika terlambat ditangani.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan RI, dr. Siti Nadia Tarmizi M.Epid, menegaskan keseriusan masalah ini. Ia mengingatkan bahwa “2 (dua) dari 5 (lima) penduduk Indonesia berisiko mengalami osteoporosis. Gerakan Anlene OsteoWalk 10.000 yang merupakan kolaborasi bersama Perosi merupakan bagian dari upaya bersama membangun kesadaran masyarakat untuk pentingnya melakukan olahraga 150 menit per minggu. Pernyataan itu menegaskan betapa pencegahan harus dilakukan bukan ketika tulang mulai rapuh, melainkan jauh sebelum gejala muncul.
Sementara itu Pemprov DKI turut menaruh perhatian besar, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dr. Octoviana Carolina S, MKM, menyampaikan data yang cukup mencengangkan. Ia menuturkan berdasarkan hasil Bone Scan Anlene™, lebih dari 60% warga Jakarta berisiko mengalami pengeroposan tulang.

“Ini yang menjadi alasan mengapa kami sangat mengapresiasi inisiatif PEROSI bersama mitra strategis Anlene™ melalui kegiatan ANLENE OsteoWalk 10.000 Langkah. Gaya hidup urban yang minim aktivitas fisik dan kurang terpenuhinya nutrisi penting berperan besar dalam peningkatan risiko tersebut,” sebutnya menambahkan.
Ketua Umum PEROSI, Dr. dr. Tirza Z. Tamin, menggarisbawahi bahwa pencegahan osteoporosis tak harus rumit. “Aktivitas sederhana seperti berjalan atau melakukan latihan weight bearing dapat membantu menjaga kepadatan tulang… Mari jadikan gaya hidup aktif, pemenuhan nutrisi, dan pemeriksaan tulang secara rutin sebagai kebiasaan,” ujarnya. Di tengah waktu yang serba cepat, pesan itu terasa relevan: menjaga kesehatan tulang dimulai dari langkah kecil—secara harfiah.

Selama lebih dari dua dekade, Anlene™ menjadi salah satu merek yang konsisten mengajak masyarakat memahami pentingnya kesehatan tulang. President Director Fonterra Brands Indonesia, Yauwanan Wigneswaran, menyampaikan, “Hasil survei terhadap lebih dari 500.000 orang di 16 kota di Indonesia menunjukkan bahwa mereka yang minum Anlene™ memiliki risiko osteoporosis 2 (dua) kali lebih rendah dibanding yang tidak minum Anlene™.”
Di antara ribuan peserta, figur publik Indy Barends menjadi salah satu yang menyita perhatian. Ia hadir bersama ibunda, menikmati perjalanan 10.000 langkah sambil berbagi kisah mengenai kebiasaannya mengonsumsi Anlene™. “Saya terlibat dalam kampanye Anlene™ selama hampir 20 tahun, menjaga kesehatan tulang itu bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk membersamai orang-orang yang kita sayangi. Momen itu seolah menegaskan bahwa kesehatan tulang bukan sekadar urusan panjang usia, tetapi juga kualitas kebersamaan,” sebutnya.
Dari Jakarta, gerakan ini akan bergerak ke Surabaya. Harapannya sederhana tetapi penting: semakin banyak masyarakat Indonesia yang sadar akan bahaya osteoporosis dan mau memulai perubahan, setidaknya dengan 10.000 langkah setiap hari. Kampanye ini ingin mengingatkan bahwa tubuh yang kuat bukan hasil dari keputusan sehari, melainkan komitmen jangka panjang yang dimulai dari satu langkah kecil, satu gelas nutrisi, satu pilihan untuk tetap aktif./ JOURNEY OF INDONESIA | iBonk


















