Tak banyak film Indonesia yang mengangkat tema tentang kearifan lokal dengan mengangkat budaya dari suatu daerah. Dari sekian banyak film yang tayang di bioskop saat ini, sedikit sekali yang mengangkat khazanah budaya tanah air. Padahal, jika digali lebih dalam dengan potensi budaya yang beragam di Indonesia tentunya penonton bisa disuguhi dengan tayangan yang berkualitas sekaligus juga menghibur.
Mengawali bulan April 2019, Visinema Pictures mencoba mengangkat sebuah tradisi Jawa yang dulu berkembang dan hampir tidak dapat kita temui lagi di kota-kota besar. Dikemasan menarik, film yang berjudul Mantan Manten ini menceritakan tentang gambaran dan pengetahuan tentang seorang Paes (Dukun Manten) atau perias manten tradisional. Sebuah film karya sutradara Farishad Latjuba ini bukan hanya memberikan pengetahuan tetapi juga kisah percintaan dengan balutan drama.
Bagi orang awam tentunya bertanya-tanya apa yang dimaksud dengan Paes ini. Paes adalah riasan pengantin dalam adat Jawa yang menjadi simbol kecantikan wanita Jawa. Selain menjadi simbol dalam setiap lekukannya, riasan Paes juga selalu dikaitkan dengan sisi mistis.
Pemaes tidak hanya memiliki ilmu dalam memoles calon pengantin wanita, tetapi juga banyak ritual yang harus mereka lalui dibarengi dengan doa kepada yang pencipta. Dalam setiap detail pengerjaan riasan paes ada ritual untuk menjaga kesakralannya. Berbagai filosofi pun mewarnai setiap lekukannya. Melalui film Mantan Manten inilah kemudian dijelaskan secara detail dari berbagai sisi kehidupam seorang Paes kepada penonton.
Cerita diawali dengan Yasnina (Atiqah Hasiholan), seorang wanita karir yang memiliki segalanya. Karir yang bagus membuat Yasnina menjadi sosok yang ambisius, modern, dan selalu melakukan yang terbaik. Yasnina yang sebatang kara memiliki seorang kekasih tampan, Surya (Arifin Putra) adalah anak dan pewaris satu-satunya Arifin Iskandar (Tio Pakusodewo) yang sangat mencintai Yasnina. Namun, hidupnya seketika berubah ketika Yasnina dihadapkan dengan pengkhianatan Arifin Iskandar, ayah dari Surya dan juga bos di tempatnya bekerja.
Rencana pernikahannya dengan Suryapun akhirnya diujung tanduk. Di tengah kehidupan yang menghimpitnya, Yasnina berniat untuk menjual sebuah villa miliknya yang dihuni oleh Bude Mar (Tuti Kirana). Villa tersebut menjadi harapan Yasnina untuk membayar hutang-hutangnya kepada ayah Surya.
Untuk menjual villa tersebut, Yasnina harus memenuhi syarat dari sang dukun manten, Marjanti yang dipanggilnya Bude Mar. Selama 3 bulan Yasnina harus menjadi asisten Bude Mar. Selain melakukan berbagai pekerjaan rumah, Yasnina juga diharuskan melakukan ritual-ritual yang diajarkan oleh Bude Mar seperti mutih, mandi dari 7 sumber, sampai mempelajari riasan pengantin tradisi Jawa.
Tidak punya pilihan lain Yasnina pun menerima pekerjaan tersebut, perjuangannya dalam menjadi seorang Paes pun berhasil. Yasnina mampu membantu sang manten di pelaminan. Bude Mar yang merasa yakin bahwa Yasninalah yang akan meneruskan ilmunya sebagai Paes yang sudah dikenal di daerahnya.
Namun, konflik terjadi Yasnina dihadapkan kembali dengan masalah yang pelik. Sebagai dukun manten, Yasnina harus membantu pernikahan kekasihnya Surya yang dijodohkan oleh orang tuanya. Pada scene ini penonton disuguhkan dengan drama yang mengharu biru, bayangkan saja Yasnina harus mampu untuk membantu kekasihnya sendiri sampai di pelaminan.
Sebuah tema cerita yang tidak biasa disuguhkan di film Indonesia lewat tangan dingin kolaborasi Angga Kharisma dan Kori Adyaning. Film Mantan Manten juga menyuguhkan berbagai pesan yang mengena kepada penonton.
Film ini sepenuhnya diperankan diperankan oleh Atiqah Hasiholan (Yasnina), Arifin Putra (Surya), Oxcel (Salma), Tio Pakusodewo (Arifin Iskandar), dan Aimee (Saras Ayu). Meski dari sisi akting biasa saja, namun Tutie Kirana yang berperan sebagai Bude Mar mampu berperan sebagai sosok seorang Paes yang menjaga tradisi budayanya.
Tertarik dengan film ini? Film ini akan tayang pada 4 April 2019, dan dipastikan membawa suasana berbeda bagi pecinta film Indonesia./ JOURNEY OF INDONESIA