Generasi tahun 80-an tentunya tidak asing lagi dengan tokoh komik khas dari harian Poskota. Dikemas dengan cerita bergambar alias komik strip, Doyok, Otoy, dan Ali Oncom menjadi nostalgia tersendiri bagi yang membacanya. Hampir tiap hari ada saja cerita dan celetukan-celetukan Doyok dan kawan-kawan mewarnai harian tersebut. Mulai dari permasalahan mendasar di masyarakat sehari-hari sampai ungkapan dan komedi satir yang ditujukan kepada pemerintah sebagai kritikan.
Kisah Doyok, Otoy, dan Ali Oncom ini sebetulnya terdiri dari tiga frame yang berbeda. Namun oleh sutradara Anggy Umbara mereka dikemas dalam satu frame menjadi tiga orang sahabat di film Mendadak Kaya. Masih menceritakan tentang persahabatan Doyok, Otoy, dan Ali Oncom (DOA) dengan tingkahnya yang konyol dan usil.
Dalam film kali ini Anggy terlihat lebih serius dalam menggarapnya dari pada film sebelumnya DOA: Cari Jodoh. Meski cerita dan plot twist yang tersaji terkesan biasa saja dan mudah ditebak, namun celetukan-celetukan dan komedi satirnya lebih terasa mengena. Banyak kejutan dan adegan-adegan yang mengalir natural hadir ditiap scene Mendadak Kaya. Penonton pun mendadak tergelitik untuk tertawa atau paling tidak ‘mesem-mesem‘ melihat kekonyolan tiga sahabat ini.
Kisah berawal dari Ali Oncom (Dwi Sasono), Otoy (Pandji Pragiwaksono), dan Doyok (Fedi Nuril) yang mempunyai permasalahan hidup masing-masing. Ali Oncom yang bermasalah dan dikejar debt collector, pada saat yang sama ia juga mendapat tekanan dari pacarnya, Yuli (Jihane Aimira) yang ingin segera dinikahinya. Kisah hidup Otoy pun lebih pelik lagi, rumah tangganya dengan Eli (Nirina Zubir) terancam bercerai dan diusir dari rumah orang tua Eli karena tidak mampu memberinya nafkah. Berbeda dengan Doyok, permasalahan muncul ketika mereka berkumpul di warung kopi Mang Ujang (Ence Bagus). Doyok tak sengaja membakar warung Mang Ujang hingga terpaksa harus mengganti rugi uang puluhan juta rupiah.
Situasi tersebut membuat Doyok, Otoy, dan Ali Oncom mau tidak mau harus menghasilkan uang dalam jumlah yang banyak dalam waktu singkat. Kepolosan dan tingkah konyol mereka dalam mengumpulkan uang secara halal tidak berhasil secara maksimal, sehingga merekapun terpaksa melakukan aksi tipu-tipu, menyamar jadi pengemis dan pengamen yang menyebabkan mereka ditangkap Satpol PP sampai akhirnya nasih membawa mereka kesebuah perusahaan yang belakangan terungkap perusahaan tersebut ternyata terlibat transaksi misterius antar gangster.
Di tengah tugas mereka di perusahaan baru tersebut, tiga sahabat ini mengalami peristiwa yang justru membawa keuntungan bagi mereka karena berhasil membawa kabur uang milyaran rupiah. Dalam sekejap mimpi mereka menjadi orang kaya pun tercapai. Doyok, Otoy dan Ali Oncom menghamburkan uang dan membelanjakan seenaknya sampai membawa keluarga mereka jalan-jalan keluar negeri.
Yang terpenting, mereka akhirnya bisa mengatasi semua permasalahan keuangan yang selama ini menghimpit kehidupan ketiganya. Namun justru kekayaan tersebut bukan membawa mereka kepada kebahagiaan selanjutnya justru malapetaka membawanya ke petualangan selanjutnya. Seperti apa pengalaman Doyok, Otoy, dan Ali Oncom menjadi orang kaya?
Film produksi MD Pictures yang akan tayang tanggal 20 Juni 2019 ini masing-masing karakter diperankan dalam porsi yang tepat. Karakter Doyok yang dibawakan Fedi Nuril cukup pas dibawakan, namun sindiran-sindiran khas Doyok sedikit kurang banyak porsinya. Sentilan-sentilan yang dibawakannya pun sudah sering dibawakan oleh beberapa aktor komedi maupun dagelan lainnya tapi terlihat masih berada di jalur yang aman. Dari sisi akting, Fedi terlihat masih kurang melebur dalam karakter yang dibawanya.
Lain halnya dengan Dwi Sasono masih seperti film sebelumnya sangat total memerankan Ali Oncom, penampilannya pun tidak berubah dan patut diacungi jempol. Keluguan dan kekonyolan yang diperlihatkan secara spontan sanggup membuat penonton tergelak akan tingkahnya. Berbeda dengan karakter Otoy yang diperankan oleh Panji Pragiwaksono. Meski dihiasi dandanan “norak” Ali Oncom, karakternya tidak beda jauh dengan yang pertama, akting dan celetukannya tak jauh beda dengan aksinya ketika menjadi stand up comedian. Walau dengan kalimat sederhana, Panji mampu membuat film ini menyentuh seluruh lapisan masyarakat dengan komedinya.
Ketiga sahabat yang selalu bernasib sial ini dikemas Anggy Umbara dengan lebih kekinian. Drama komedi khas perkotaan yang cukup menggelitik, ditambah dengan beberapa intrik membuat film ini cukup menghibur. Doyok, Otoy dan Ali Oncom merupakan sosok nyata yang mewakili beragam watak dan sifat masyarakat yang ada saat ini. Doyok, Otoy dan Ali Oncom juga memperlihatkan bagaimana sulitnya mencari pekerjaan di tengah kondisi perkotaan saat ini tanpa diikuti oleh keahlian yang memadai.
Overall, penampilan ketiganya mampu mengendurkan sedikit ketegangan dampak dari problem hidup sehari-hari di kota besar. Dari Doyok, Otoy dan Ali Oncom memperlihatkan bahwa untuk menjadi orang kaya haruslah melalui usaha dan kerja keras dan tentunya semuanya tidak mudah didapatkan secara instant./ JOURNEY OF INDONESIA