JAKARTA – Dunia penerbangan yang kerap dicitrakan dengan kemewahan dan profesionalisme tinggi menyimpan sisi lain yang penuh dengan dinamika emosional. VMS Studio mencoba membedah narasi tersebut melalui film terbaru mereka berjudul “Penerbangan Terakhir“. Lewat peluncuran cuplikan resmi (official trailer) pada Senin (22/12/2025), film ini menjanjikan sebuah drama intens yang melibatkan persilangan takdir antara seorang pilot dan dua pramugari dalam pusaran skandal yang provokatif.
Film yang dijadwalkan tayang serentak di bioskop pada 15 Januari 2026 ini menempatkan Jerome Kurnia sebagai Kapten Deva, pusat dari segala konflik. Deva digambarkan sebagai sosok kapten pilot yang kharismatik namun menyimpan lapisan manipulasi yang tebal. Kehadirannya menjadi awal dari kerumunan emosi yang melibatkan Tiara (Nadya Arina), seorang pramugari muda yang baru mengenal dunia dirgantara, serta Nadia (Aghniny Haque), pramugari senior yang memiliki sejarah kelam bersama sang kapten.
Sutradara Benni Setiawan membawa penonton menyelami bagaimana sebuah hubungan profesional bisa berubah menjadi jeratan obsesi. Produser VMS Studio, Tony Ramesh, mengungkapkan bahwa ide cerita ini berangkat dari fenomena sosial yang kerap menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat namun jarang tervisualisasikan secara jujur di layar lebar.
“Penerbangan Terakhir menjadi film pertama VMS Studio yang akan tayang di bioskop pada tahun 2026. Kami selalu menghadirkan cerita-cerita yang beragam, dan yang terbaru adalah Penerbangan Terakhir. Kisah ini terinspirasi dari kejadian yang ada di sekitar masyarakat, lalu sempat jadi perbincangan yang ramai lagi belakangan ternyata. Untuk itu kami mempertimbangkan merilis film ini di awal tahun, untuk memberikan sesuatu ke penonton tentang cerita yang sering kita dengar tapi tidak pernah dilihat oleh masyarakat,” kata produser Tony Ramesh menjelaskan visi di balik produksi ini.
Hal menarik yang ditonjolkan dalam film ini adalah kedalaman karakter yang tidak diposisikan secara dikotomis antara baik dan jahat. Jerome Kurnia, yang melakukan observasi mendalam melalui workshop bersama pilot aktif demi mendalami perannya, menekankan bahwa film ini adalah sebuah refleksi kemanusiaan yang sangat jujur.

Bagi Jerome, dinamika antara Deva, Tiara, dan Nadia adalah cerminan dari pilihan-pilihan sulit dalam hidup. “Antara Kapten Deva, Tiara, dan Nadia, itu berada dalam sebuah situasi yang rumit. Ketiganya tidak benar-benar diposisikan sebagai siapa yang paling baik atau yang paling jahat. Mereka bertiga punya sudut pandang masing-masing yang akan membuat penonton berefleksi, masing-masing punya sisi negatif dan positifnya. Sangat human dramanya,” ujar Jerome Kurnia.
Keterlibatan Jerome dan Nadya Arina yang merupakan pasangan di kehidupan nyata memberikan tantangan tersendiri dalam membangun chemistry sebagai pasangan yang baru memulai perjalanan cinta. Nadya Arina menggambarkan karakter Tiara sebagai sosok yang bertumbuh lewat kepedihan. “Aku memerankan Tiara, yang sebenarnya adalah pramugari baru. Jadi dunia penerbangan itu baru baginya. Begitu pula dengan kisah percintaan, Tiara cukup baru. Ketika bertemu dengan Kapten Deva, Tiara akan menemukan masalah-masalah yang nantinya akan menjadi besar dan mengubah kehidupannya,” kata Nadya Arina.
Sisi kontroversial film ini diprediksi akan bertumpu pada karakter Nadia yang dimainkan oleh Aghniny Haque. Aktris yang biasanya akrab dengan peran fisik di genre aksi ini kini harus mengeksplorasi emosi yang lebih dalam dan cenderung obsesif. Karakter Nadia hadir sebagai pengganggu sekaligus korban dari sebuah sistem hubungan yang toksik.
Aghniny mengaku bahwa proses pendalaman karakter ini sangat menguras energi karena sifat karakter yang bertolak belakang dengan pribadinya. “Karakter Nadia itu bisa sangat membuat penonton antara membenci atau menaruh empati dengannya. Karena ada sisi obsesif dan kegilaan di dirinya. Proses pendalaman karakternya sangat intens. Nadia dan aku sangat bertolak belakang, dan aku bersyukur berada di film ini yang memberikan aku ruang untuk bereksplorasi di ruang drama dengan emosi yang sangat dalam,” ungkap Aghniny Haque.
Diproduseri oleh Tony Ramesh dan Shalu T.M., Penerbangan Terakhir juga turut diperkuat oleh penampilan Nasya Marcella dan Vintha Devina Bertha. Dengan jajaran pemain yang solid dan narasi yang berani, film ini diharapkan tidak hanya menjadi tontonan yang menghibur, tetapi juga memicu diskusi tentang batasan moralitas dan kejujuran dalam sebuah komitmen. Seluruh misteri di balik kabin pesawat ini akan terungkap sepenuhnya di bioskop-bioskop Indonesia mulai pertengahan Januari mendatang./ JOURNEY OF INDONESIA | Ismed Nompo

















