Nama seorang Defy Cassaino mungkin tak banyak yang mengenalnya. Namun jangan ditanya bakat seni yang ada di dalam dirinya, karena Defy memiliki semua modal untuk menjadi penyanyi terbaik. Memiliki timbre vocal yang tebal merdu, Defy juga memiliki bakat menulis lagu.
Sejak kecil sudah menampakkan bakatnya dalam bermusik, namun perjalanan seni Defy diawali semasa SMP ketika diminta sang kakak untuk menjadi vokalis band. Menyanyikan beragam genre musik mulai dari pop klasik era Frank Sinatra lalu yang lebih modern Peabo Bryson dan Luther Vandross untuk mengasah musikalitasnya. “Untuk musisi dalam negeri, saya menggemari Utha Likumahuwa, Chrisye dan Dian Pramana Poetra,” kata lelaki berdarah Maluku tepatnya pulau Kei itu.
Mengenai single perdananya yang berjudul ‘Cintaku di Ibukota’, cowok berusia 27 tahun itu menyatakan penggarapan single ini melibatkan sejumlah musisi. Rencananya lagu-lagu hasil karyanya nanti akan disusun dalam sebuah album. “Ini impian hampir semua musisi. Memiliki satu album utuh sebagai langkah legacy karya,” ujar pemilik nama lengkap Agustinus Defy Cassaino Faubun beberapa waktu lalu.
Defy menuturkan sang Oma yang pertama kali menemukan bakat musikalitasnya, kemudian dia pun sering mengikuti ajang lomba menyanyi dengan sesekali meraih kemenangan. Untuk memperkuat musikalitasnya, Defy juga belajar instrumen musik yakni gitar, bass lalu piano. “Ini yang membuat saya bertekad menekuni dunia musik,” kata pemilik timbre vocal yang tebal merdu itu.
Sementara itu Elwin Hendrijanto menambahkan “Cintaku di Ibukota” yang dikerjakannya saat pandemi masih berlangsung tersebut terbilang unik. Single ini sedikit banyak bernuansa Payung Teduh atau Fourtwnty yang kemudian digarap orkestrasinya agar lebih harmoni dan kekinian.
“Itulah kompromi saya dengan produser, Seno M. Hardjo. Jadi nafas indienya dapet, orkestrasinya juga menyatu,” ujar Elwin.
Pegiat musik Seno M Hardjo yang memproduseri Defy Cassaino menyatakan vokal Defy yang tebal dan ekspresif memang pantas membawakan hits PearlJam atau yang lebih ringan, 3 Doors Down. “Saya amati dan pelajari lagu ‘Cintaku di Ibukota’ ini bukan pop biasa. Ketika berdiskusi serius dengan Defy, akhirnya kami memutuskan untuk meminta Elwin sebagai arranger lagu ini,” ujar Seno.
Saat ini Defy tengah mengembangkan karier kerjanya di Thailand. Ia juga tak mau harus menyandang gelar one hits wonder. “Thailand kan dekat, memasuki masa endemi saya bebas pulang ke Indonesia, jika musik memanggil,” tekadnya bulat./ JOURNEY OF INDONESIA