Taman Nasional Tanjung Putting diisi oleh populasi orangutan yang banyak terdapat di wilayah Kalimantan, tepatnya di Kumai, Tanjung Puting, Kalimantan Tengah. Bagi anda yang ingin menyaksikan keberadaan orangutan di tempat ini untuk jangan lupa memperhatikan beberapa hal di bawah ini.
“Jangan pernah membawa makanan karena bisa membahayakan. Apalagi karakter orangutan 92% seperti manusia. Sebaiknya pengunjung makan terlebih dahulu. Pasalnya, bisa memancing bahaya kala membawa makanan,” ucap Helmi selaku Kepala Keamanan Taman Nasional Tanjung Puting, pada Senin (3/9/2018).
Ia melanjutkan di Taman Nasional Tanjung Puting pengunjung tidak hanya bisa melihat orangutan pada satu spot saja melainkan terdapat tiga spot yang bisa dinikmati. Untuk mencapai Tanjung Puting, pengunjung bisa mengambil penerbangan menuju Pangkalan Bun yang selanjutnya menaiki taksi menuju Pelabuhan Kumai.
Dari spot terakhir harus menempuh lagi perjalanan ang memakan waktu sekitar 4 jam untuk sampai di Tanjung Puting dengan menaiki klotok. Perahu klotok yang ditawarkan juga sangat aman untuk dinaiki. Kapasitasnya pun bisa mencapai 10 orang.
“Untuk spot melihat orang utan ada di Tanjung Harapan, Pondok Tanggui, serta Camp Leakey. Di sini, bukan hanya bisa melihat orangutan saja bahkan terdapat kera, bekantan, ular, buaya serta buah-buahan dan beragam jenis bunga anggrek,” lanjutnya.
Tak itu saja, bagi yang suka memotret tidak diizinkan untuk menggunakan lampu kamera karena berakibat mata orangutan menjadi katarak yang lama kelamaan bisa menyebabkan kebutaan. “Selain tidak boleh memakai flash, juga tidak boleh melakukan keributan karena ini bisa memancing orangutan keluar lebih banyak dan bisa membahayakan bagi keselamatan pengunjung,” bebernya lagi.
Pesan selanjutnya yang tak kalah penting adalah bagi kaum hawa. Disarankan untuk memperhatikan waktu kapan saat datang bulan. “Bagi kaum hawa yang sedang menstruasi lebih baik jangan karena orangutan sangat sensitif dan itu bisa membahayakan, orangutan hidup di alam liar dan memiliki tangan yang keras sehingga wanitanya bisa dibekap dan beresiko tinggi bagi keselamatannya,” ungkapnya./ JOURNEY OF INDONESIA