NEW YORK – Kawasan Times Square di Manhattan, New York, yang dikenal sebagai titik nadi periklanan dunia, mendadak berubah menjadi etalase keindahan tropis Asia Tenggara. Di tengah hiruk-pikuk gedung pencakar langit, papan iklan digital raksasa menampilkan lanskap memukau Pink Beach dari Indonesia hingga kemegahan Rain Vortex di Jewel Changi Singapura.
Langkah strategis ini dilakukan oleh Grab, platform layanan publik terkemuka di kawasan, guna memperkenalkan potensi wisata nusantara dan negara tetangga kepada audiens global sepanjang bulan Desember ini.
Kehadiran kampanye berdurasi 15 detik tersebut bukan sekadar pajangan visual, melainkan sebuah undangan terbuka bagi wisatawan mancanegara untuk menengok kekayaan budaya dan alam di belahan dunia timur. Dari lezatnya nasi lemak khas Malaysia hingga eksotisme James Bond Island di Thailand, Grab merangkai narasi visual yang kuat untuk memicu minat kunjungan internasional. Upaya ini sejalan dengan proyeksi World Travel & Tourism Council (WTTC) yang memperkirakan sektor pariwisata di Asia Tenggara akan tumbuh stabil sebesar 5,5 persen hingga satu dekade mendatang.
Menteri Pariwisata Republik Indonesia, Widiyanti Putri Wardhana, memberikan apresiasi tinggi terhadap langkah inovatif ini. Beliau menekankan bahwa kolaborasi lintas sektor antara pemerintah dan platform digital menjadi kunci dalam memperkuat daya saing pariwisata nasional.

“Saya mengapresiasi inisiatif Grab yang secara aktif memanfaatkan platform digital dan ekosistem teknologinya sebagai bagian dari strategi promosi pariwisata Indonesia. Upaya ini tidak hanya menghadirkan nilai lebih dalam memperkenalkan destinasi dan kekayaan kuliner Indonesia ke panggung global, termasuk melalui penayangan di Times Square, New York, tetapi juga menunjukkan bagaimana inovasi dapat dimanfaatkan untuk menjangkau wisatawan mancanegara, mendukung pelaku usaha lokal, serta memperkuat ekosistem pariwisata nasional secara berkelanjutan,” ujar Menteri Widiyanti.
Melalui integrasi teknologi, Grab berupaya menghapus hambatan bahasa dan transaksi yang sering kali menjadi kendala bagi pelancong lintas negara. Dengan operasional yang menjangkau lebih dari 800 kota, wisatawan kini dapat dengan mudah memesan transportasi dari bandara, menjelajahi kuliner melalui fitur Grab Dine-Out, hingga melakukan pembayaran menggunakan kartu internasional melalui dompet digital yang tersedia di aplikasi. Dukungan fitur navigasi visual dan penerjemah pesan di dalam aplikasi semakin mempermudah interaksi antara turis dan mitra pengemudi.
Pentingnya aspek keamanan dalam perjalanan wisata juga menjadi fokus utama dalam kampanye global ini. Grab memperkuat layanannya dengan fitur keamanan berlapis, mulai dari verifikasi identitas pengemudi, fitur Audio Protect, hingga tombol SOS yang terhubung langsung dengan otoritas setempat. Konsistensi standar keamanan ini diterapkan di berbagai negara untuk memastikan para pelancong merasa aman saat berpindah dari satu destinasi ke destinasi lainnya di kawasan Asia Tenggara.

Alex Hungate, President dan Chief Operating Officer Grab, menjelaskan bahwa kampanye ini merupakan upaya membawa kehangatan karakteristik lokal ke panggung dunia. Menurutnya, Times Square adalah titik temu global yang ideal untuk memperkenalkan bagaimana teknologi dapat menyederhanakan pengalaman berwisata. Dengan kekuatan pemahaman lokal, Grab dirancang untuk membantu wisatawan menjelajahi berbagai destinasi dengan lebih aman dan lancar, sembari tetap memberikan dampak positif bagi mitra pengemudi serta pelaku usaha kecil yang menjadi tulang punggung ekonomi kawasan.
Di sisi lain, Neneng Goenadi selaku Chief Executive Officer Grab Indonesia, melihat momentum ini sebagai peluang besar untuk mengangkat marwah ekonomi kreatif tanah air. Ia menegaskan bahwa dampak dari promosi ini diharapkan dapat dirasakan langsung oleh para pelaku UMKM di sektor pariwisata.
“Kami membawa wajah Indonesia ke pusat perhatian dunia. Keindahan lanskap, kekayaan kuliner, dan keragaman budayanya kami tampilkan melalui kampanye global ini untuk mendorong minat wisatawan mancanegara. Lebih dari sekadar promosi, inisiatif ini bertujuan menciptakan dampak nyata dengan membuka peluang ekonomi yang lebih luas bagi mitra pengemudi dan pelaku UMKM pariwisata di tanah air,” tegas Neneng.
Melalui sinergi antara promosi visual di pusat dunia dan kemudahan akses teknologi di genggaman, Indonesia dan Asia Tenggara kini semakin siap menyambut gelombang baru wisatawan mancanegara. Strategi ini diharapkan tidak hanya meningkatkan angka kunjungan, tetapi juga memastikan terciptanya ekosistem pariwisata yang inklusif, berkelanjutan, dan memberikan manfaat ekonomi yang nyata bagi masyarakat lokal di setiap sudut daerah./ JOURNEY OF INDONESIA | Nuhaa

















