Setelah sukses menggelar Drama Tari “Genta Sriwijaya” bersama Sekar Ayu Jiwanta Foundation di Taman Ismail Marzuki Jakarta, bulan November lalu. Denny Malik kembali berkarya dengan menjadi Pengarah Seni dalam Pawai Kebudayaan “Pusaran Daya Nusantara” yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam rangka 100 Tahun Kongres Kebudayaan Indonesia.
Mengulang kesuksesannya mencuri perhatian dunia lewat koreografi Tari Ratoeh Jaroe yang dibawakan penari dari 18 SMA se-DKI pada upacara pembukaan Asian Games 2018 yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada Sabtu (18/8/2018) lalu.
Pada Minggu, 9 Desember 2018 mendatang, Denny Malik akan melibatkan sekitar 5000 penari yang berasal dari penari profesional dan pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) dalam sebuah pawai kebudayaan. “Saya di sini ditunjuk sebagai Pengarah Seni dalam Pawai Kebudayaan bersama Ronald Steven & Oeblet sebagai Music Director, Dede Syahputra sebagai Koreografer Gita Bahana Nusantara, dan Daniel Christianto, Naura dan Leona sebagai penyanyi,” kata Denny Malik di sela latihan bersama 2500 penari yang akan terlibat di pawai tersebut di Stadiun Madya Gelora Bung Karno, Jumat (7/12).
Dalam acara 100 Tahun Kongres Kebudayaan Indonesia yang akan digelar di Bunderan Tugu Indonesia Membangun, Jakarta Pusat ini, Denny Malik kembali dipercaya sebagai Art Diirector serta Show Director dalam perhelatan akbar tersebut.
“Pada hari itu bertepatan 100 tahun Kongres Budaya, dulu namanya Kongres Bahasa. Pada zaman Belanda waktu itu kita hanya ada kongres bahasa, karena Belanda keberatan jika kita pakai kongres kebudayaan. Kita punya kebudayaan yang banyak dan tidak diperbolehkan mengadakan konser budaya karena bisa membahayakan mereka pada waktu itu,” papar Denny Malik.
Menurut Denny dengan adanya kongres kebudayaan ini, undang-undang tentang stategi kebudayaan akan disosialisasikan dalam bentuk SK ke seluruh propinsi oleh Presiden Joko Widodo. “Kebudayaan itu macam-macam, nggak cuma tari saja, ada musik, teater, melukis, pemahat, semuanya yang berhubungan dengan seni. Ada aturannya dan Undang Undangnya sekarang. Jadi apa yang disebut kurator, penari jelas sampai mengenai honornya. Sekarangkan nggak ada barometernya, mengenai platform tersebut nggak ada yang merhatiin,” lanjut pelantun lagu ‘Jalan Sore’ ini.
Selama ini menurut Denny, para pemusik karawitan atau penari tradisi dalam hal value lebih rendah dari pada pemusik yang mengusung pop atau pemusik modern, seperti orkestra, padahal dalam segi skill sama.
Ini akan menjadi contoh buat daerah-daerah lain dan akan mempunyai standar dalam pertunjukkan, baik dari semua unsur maupun sisi value atau penghasilannya. Nantinya, dalam strategi kebudayaan tersebut juga akan mengatur apa saja yang terlibat dalam sebuah pertunjukkan seni, baik dari sisi event organizer juga.
“Orang bukan sekedar bilang ooh gue EO, tapi harus tahu event organizer itu apa. Jadi jangan mengaku event organizer tapi nggak ngerti event, nggak ngerti kesenian. Dan itu yang dibuat menjadi sebuah peraturan undang-undang bahwa harus ada portfolio”, ceriwisnya.
“Jadi nggak mesti dilihat ini senior atau junior”, imbuhnya lagi. “ Tapi lebih fokus dengan karya apa yang dibuat. Ini benar-benar lebih diperhatikan. Itu yang nanti di daerah-daerah di seluruh propinsi akan diperhatikan”.
Selain ditunjuk sebagai pengarah seni, Denny juga menciptakan sebuah lagu khusus yang berkolaborasi dengan Ronald Steven sebagai penata musik yang sudah bekerja sama dengannya sewaktu Asian Games 2018 lalu. Lagu yang berjudul “Gagahnya Merahmu Sucinya Putihmu” ini akan digunakan sepanjang parade.
“Saya ciptakan selama hanya dalam waktu dua hari. Lagu ini saya akan pakai sepajang parade secara medley dari semua lagu daerah yang ada dan di eksplore dengan konsep yang kekinian dan sebagainya,” ungkapnya.
Lagu ini menceritakan tentang Indonesia dan juga alamnya dan kebudayaannya yang begitu kaya, dan bisa mewakili dari seluruh propinsi yang ada di Indonesia. Pawai kebudayaan ini juga akan diisi oleh 2500 pencak silat, 2000 an marching band dari seluruh Indonesia, serta para seniman dari berbagai daerah, parade kostum dari berbagai daerah dan tarian dari Sumatera Utara, Bali, Maluku, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur bahkan Papua.
Denny menjamin acara ini akan meriah ditambah lagi dengan sajian sound system yang akan dipanjang di sepanjang 300 meter yang akan dilalui parade tersebut. “Saya bikin lagu itu, mudah-mudahan bisa bersatu untuk semuanya, setidaknya dengan sound system dan speaker yang segitu banyak. Suasana dan euforianya bisa didapat. Saya ingin semua penonton dapat menikmati secara keseluruhan bukan hanya satu kelompok saja,” pungkas Denny./ JOURNEY OF INDONESIA