Thursday, May 29, 2025
Journey of Indonesia | Explore Pariwisata Indonesia
  • Home
  • News
    • Berita Foto
  • Events
  • Travel
    • Tourism
    • Culinary
    • Hotels
  • Lifestyle
    • Automotive
    • Gadget
    • Fashion
    • Health
  • Culture
    Mengenang Yudhistira ANM Massardi Lewat Buku “Mengunci Ingatan”

    Mengenang Yudhistira ANM Massardi Lewat Buku “Mengunci Ingatan”

    Grebeg Syawal 2025 di Solo Safari, Perpaduan Tradisi Joko Tingkir dan Wisata Keluarga yang Sarat Makna

    Grebeg Syawal 2025 di Solo Safari, Perpaduan Tradisi Joko Tingkir dan Wisata Keluarga yang Sarat Makna

    Yayasan Bali Purnati Sukses Hadirkan Panggung Maestro VII, Tampilkan Maestro Seni Tradisional Indonesia

    Yayasan Bali Purnati Sukses Hadirkan Panggung Maestro VII, Tampilkan Maestro Seni Tradisional Indonesia

    Jaga Potensi Hutan, Masyarakat Malagufuk Hidup Bermartabat di Tanah dan Hutan Adatnya

    Jaga Potensi Hutan, Masyarakat Malagufuk Hidup Bermartabat di Tanah dan Hutan Adatnya

    Promosikan Indonesia Lewat Misi Budaya: The 2nd Indonesian Parade New York

    Promosikan Indonesia Lewat Misi Budaya: The 2nd Indonesian Parade New York

    Opera Gitarja Sang Sri Tribhuwana, Sebuah Sekuel Kolaborasi mhyajo dan Franki Raden

    Opera Gitarja Sang Sri Tribhuwana, Sebuah Sekuel Kolaborasi mhyajo dan Franki Raden

  • Entertainment
    • FIlm
    • Music
    • Show
  • Profile
No Result
View All Result
Journey of Indonesia | Explore Pariwisata Indonesia
  • Home
  • News
    • Berita Foto
  • Events
  • Travel
    • Tourism
    • Culinary
    • Hotels
  • Lifestyle
    • Automotive
    • Gadget
    • Fashion
    • Health
  • Culture
    Mengenang Yudhistira ANM Massardi Lewat Buku “Mengunci Ingatan”

    Mengenang Yudhistira ANM Massardi Lewat Buku “Mengunci Ingatan”

    Grebeg Syawal 2025 di Solo Safari, Perpaduan Tradisi Joko Tingkir dan Wisata Keluarga yang Sarat Makna

    Grebeg Syawal 2025 di Solo Safari, Perpaduan Tradisi Joko Tingkir dan Wisata Keluarga yang Sarat Makna

    Yayasan Bali Purnati Sukses Hadirkan Panggung Maestro VII, Tampilkan Maestro Seni Tradisional Indonesia

    Yayasan Bali Purnati Sukses Hadirkan Panggung Maestro VII, Tampilkan Maestro Seni Tradisional Indonesia

    Jaga Potensi Hutan, Masyarakat Malagufuk Hidup Bermartabat di Tanah dan Hutan Adatnya

    Jaga Potensi Hutan, Masyarakat Malagufuk Hidup Bermartabat di Tanah dan Hutan Adatnya

    Promosikan Indonesia Lewat Misi Budaya: The 2nd Indonesian Parade New York

    Promosikan Indonesia Lewat Misi Budaya: The 2nd Indonesian Parade New York

    Opera Gitarja Sang Sri Tribhuwana, Sebuah Sekuel Kolaborasi mhyajo dan Franki Raden

    Opera Gitarja Sang Sri Tribhuwana, Sebuah Sekuel Kolaborasi mhyajo dan Franki Raden

  • Entertainment
    • FIlm
    • Music
    • Show
  • Profile
No Result
View All Result
Journey of Indonesia | Explore Pariwisata Indonesia
No Result
View All Result

Melihat Lebih Dekat Geliat Wisata Gunung Bromo di Tengah Pandemi

by Morteza
20/01/2021
Reading Time: 5 mins read
Melihat Lebih Dekat Geliat Wisata Gunung Bromo di Tengah Pandemi

Gunung Bromo dalam sergapan kabut di bulan Desember 2020 lalu (Morteza)

Share on FacebookShare on Twitter

Wanita muda itu berjalan pelan mengitari penanjakan Gunung Bromo. Tangannya menggenggam plastik merah berisikan sembilan pak bunga eidelweiss, hasil budi daya dari kebunnya. Bunga abadi itu hendak ia jual kepada para wisatawan yang mengunjungi gunung berketinggian 2.393 mdpl tersebut.

Pagi itu, hanya terlihat sorot mata tajam saja dari wanita bernama asli Fanny. Hidungnya rapat tertutup masker, sementara pada bagian kepala dan sekujur badan ia pasangi ponco dipadupadankan dengan sarung sewek (kain khas Tengger). Ia bilang supaya hangat, karena hari itu langit sedang menangis, tak henti-hentinya menitikkan hujan.

Baca juga :

Kemenpar Tegaskan Keamanan Wisata Jadi Kunci Daya Saing Destinasi Indonesia

Acer Pertahankan Gelar Top Brand Selama 18 Tahun, Bukti Kepercayaan Konsumen Indonesia

InJourney Hadirkan Libur Lebaran Berkesan di Destinasi Wisata Candi

Tentu saja hujan pagi di Bromo menimbulkan kekecewaan bagi para pelancong, yang sedianya sudah terjaga sejak pukul tiga pagi, demi melihat pesona matahari terbit beserta lanskap jajaran Pegunungan Tengger hingga menatap si atap Jawa, Gunung Semeru.

Namun, karena hantaman badai pagi dan kondisi Gunung Semeru yang kala itu sedang batuk, tiada panorama indah terlihat, jarak pandang saja hanya 20 meter lantaran tertutup tebalnya kabut. Mungkin, pagi itu saya memang belum mujur, diharuskan datang lagi ke sini di luar musim hujan.

Akan tetapi, hujan di suatu pagi itu justru memberikan berkah bagi Fanny, sebab selain berjualan bunga eidelweiss hasil budidaya di kebunnya, matras hitam yang ia tenteng pun laris manis disewa pewisata. Hari itu, saku celananya nampak tebal berisikan warna-warni kertas rupiah.

Fanny, wanita Tengger yang menggantungkan rezeki dagangannya dari para pelancong gunung Bromo (Morteza)

Dengan wajah sumringah, wanita 23 tahun ini mengaku memang sudah lama tidak mengantongi segepok uang. Musababnya adalah hantaman pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai. Syukurnya, kata Fanny, sejak November 2020, pariwisata Bromo mulai dibuka kembali. Otomatis, cuan pun mengalir kembali, semata untuk membiaya si buah hati yang saat ini duduk di bangku kelas 4 Sekolah Dasar.

Fanny bercerita, hantaman pandemi Covid-19 ini sangat nyata menjadi pukulan telak bagi dirinya beserta Suku Tengger yang sehari-hari mencari nafkah di penanjakan Gunung Bromo.

Selagi pariwisata Bromo ditutup total lebih dari setengah tahun, ia berfokus mencari nafkah memanfaatkan keberadaan pekarangan untuk menanam kubis, kol, kentang, tomat, cabai, hingga membudidayakan tanaman eidelweiss. Fanny secara terbuka berkata apa adanya, kalau dari hasil tani saja, tentu hanya cukup untuk menutupi kebutuhan sehari-hari.

Ia juga bercerita betapa pentingnya Hari Kasada bagi kaum mereka. Sekitar Agustus 2020 kemarin, bersama Suku Tengger lainnya Fanny turun ke bawah kawah Bromo menunaikan ritual tahunan, dengan membawa buah tangan seperti sayur mayur, buah-buahan dan lainnya.

“Dibuat sesaji. Satu tahun sekali, satu kabupaten, semoga hasil tanam lancar, dikasih rezeki, hewan biar hidup, pengunjung (pelancong) datang lagi. Itu bentuk rasa terima kasih Suku Tengger ke Bromo,” ucapnya kepada JOI di titik penanjakan Bromo, Probolinggo, Jawa Timur pada Rabu, pertengahan Desember 2020 kemarin.

Penunggang Kuda di Bromo (Morteza)

Fanny bersama Suku Tengger lainnya yang setiap hari mencari rezeki di titik penanjakan Bromo, mengaku sudah lama sekali tak menjajakan eidelweiss, tikar, sarung tangan, udeng, hingga cinderamata yang berkaitan dengan Gunung Bromo kepada para pengunjung. Untuk diketahui, keberadaan pedagang di penanjakan tergolong singkat karena sekitar pukul 08.00 – 09.00 WIB, mereka harus turun bertani lagi ke ladang.

Jadi, kedatangan wisatawan ke Bromo, sangatlah membantu kebangkitan perekonomian warga sekitar. Fanny pun berharap mata rantai corona lekas berakhir, supaya banyak wisatawan kembali mendatangi kawasan Bromo, Tengger, Semeru seperti sediakala.

Hal senada dikatakan Joko, pria berkumis ini sehari-hari bekerja sebagai pengemudi jeep. Jeep merupakan kendaraan utama yang membawa wisatawan membelah lautan pasir Bromo, menggapai titik penanjakan tuk menyaksikan matahari terbit.

Dengan nada sedikit jengkel ia bilang, pandemi corona ini betul-betul membuatnya terpukul hampir tak berdaya. Betapa tidak, sudah 15 tahun ini ia bertugas mengantar pelancong ke Bromo nyaris tanpa masalah. Namun, baru pada tahun 2020, pariwisata lokal dianggapnya mati suri, syukurnya mulai berdetak lagi di penghujung Oktober-November 2020.

Jadi, dari Maret sampai awal Oktober 2020, Joko memilih banting setir menjadi petani dadakan. Bahkan, jadi kuli harian pembangunan jalan pun sanggup ia lakoni. Pokoknya, ujar dia, segala usaha akan ia coba untuk tetap bertahan hidup di tengah pandemi ini.

Sambil tertawa terbahak-bahak, ia menceritakan kenangan pahit saat dirinya berhasil memanen sayur yang hanya dihargai di pasaran Rp500 per kilogram. Alhasil, sayur mayur yang ia tanam itu dikonsumsi sendiri, ditumpuk, hingga pada akhirnya ada yang membusuk.

Segelintir pengunjung dan lautan pasir di gunung Bromo (Morteza)

“Kalau dihargai Rp1.500-Rp2.000 kita masih dapat untung. Kita sudah coba tawarkan sayur ke Semarang, kemana-mana saya siap antar. Tapi ndak ada yang mau. Ini daya beli masyarakat yang enggak ada toh,” ucapnya sambil terkekeh.

Maka itu, bapak tiga anak ini amat mengharapkan situasi di Indonesia pada tahun 2021 berangsur membaik, tidak seperti tahun 2020 yang ia anggap suram. Besar harapannya, wisatawan mulai memberanikan diri berpelesir dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat seperti yang selalu ditekankan oleh pemerintah, agar setelah berwisata tidak ada kasus terpapar wabah menular dari Bromo.

Sementara, SubKoordinator Pemasaran Pariwisata Regional I Area IVB Kemenparekraf untuk pasar Australia, Nurdiansyah, yang ikut turun membantu pemulihan pasar wisata domestik, mengaku optimis sektor pariwisata Indonesia secara perlahan namun pasti akan beranjak pulih.

Namun, ia menekankan bagi wisatawan yang hendak mendatangi Bromo harus mengindahkan standar protokol CHSE (Cleanliness, Health, Safety & Environment Sustainability), dan disarankan jika tujuan utama pengunjung Bromo ingin melihat sunrise, mohon ditunda dahulu lantaran kondisi cuaca sedang kurang bagus.

“Protokol itu (CHSE) harus dipatuhi, agar tidak ada penumpukan massa pengunjung di lokasi wisata. Hal itu supaya orang yang berwisata bisa pulang ke rumah tetap dalam kondisi sehat. Kemenparekraf juga sedang gencar memberikan sertifikasi CHSE (InDOnesia CARE) secara gratis kepada industri pariwisata di seluruh Indonesia” ucapnya kepada JOI pertengahan Desember 2020 kemarin.

Pantauan JOI di lokasi penanjakan Gunung Bromo, sudah ada pembuatan tanda kuning physical distancing, agar pengunjung bisa menjaga jarak aman. Sayangnya, belum terlihat pihak Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 di lokasi wisata tersebut./ JOURNEY OF INDONESIA

Tags: BromoDestinasiPesona IndonesiaTenggerWisataWonderful Indonesia
Share930Tweet581

Related Posts

Yougwa Danau Sentani Hadir di BSD City, Bawa Cita Rasa Papua ke Jantung Tangerang Selatan
Culinary

Yougwa Danau Sentani Hadir di BSD City, Bawa Cita Rasa Papua ke Jantung Tangerang Selatan

26/05/2025
Nikmati Sajian All You Can Eat Bertema Jepang di Kenanga Restaurant Jakarta
Hotels

Nikmati Sajian All You Can Eat Bertema Jepang di Kenanga Restaurant Jakarta

25/05/2025
Swiss-Belresidences Kalibata Jakarta Genap 10 Tahun, Konsisten Hadirkan Layanan Hotel Berkelas di Ibu Kota
Hotels

Swiss-Belresidences Kalibata Jakarta Genap 10 Tahun, Konsisten Hadirkan Layanan Hotel Berkelas di Ibu Kota

23/05/2025
Sunlake Waterfront Resort & Convention Resmi Jadi Hotel Bintang Lima
Hotels

Sunlake Waterfront Resort & Convention Resmi Jadi Hotel Bintang Lima

15/05/2025
Fox Lite Hotel Majalaya, Akomodasi Berstandar Internasional Pertama di Kabupaten Bandung
Hotels

Fox Lite Hotel Majalaya, Akomodasi Berstandar Internasional Pertama di Kabupaten Bandung

12/05/2025
Next Post
Ayo Kunjungi Bangka Belitung Untuk Berwisata Kuliner dan Melihat Tarsius

Ayo Kunjungi Bangka Belitung Untuk Berwisata Kuliner dan Melihat Tarsius

Recomended

Etenia Croft Gelar Konser Tunggal, Tampilkan Kolaborasi Eksklusif dengan Farel Prayoga dan Aviwkila
Music

Etenia Croft Gelar Konser Tunggal, Tampilkan Kolaborasi Eksklusif dengan Farel Prayoga dan Aviwkila

26/05/2025
Yougwa Danau Sentani Hadir di BSD City, Bawa Cita Rasa Papua ke Jantung Tangerang Selatan
Culinary

Yougwa Danau Sentani Hadir di BSD City, Bawa Cita Rasa Papua ke Jantung Tangerang Selatan

26/05/2025
Pesantren Hidayatullah Depok Resmikan Masjid Baru dan Bangun Gedung TK, SD
News

Pesantren Hidayatullah Depok Resmikan Masjid Baru dan Bangun Gedung TK, SD

26/05/2025
Nikmati Sajian All You Can Eat Bertema Jepang di Kenanga Restaurant Jakarta
Hotels

Nikmati Sajian All You Can Eat Bertema Jepang di Kenanga Restaurant Jakarta

25/05/2025
Rockafella’s & Rockjam Sukses Bangkitkan Gairah Rock Klasik Lewat Lagu Legendaris
Music

Rockafella’s & Rockjam Sukses Bangkitkan Gairah Rock Klasik Lewat Lagu Legendaris

24/05/2025
MINI Indonesia Luncurkan 5 Model John Cooper Works Terbaru
Automotive

MINI Indonesia Luncurkan 5 Model John Cooper Works Terbaru

24/05/2025
Journey of Indonesia

Journey of Indonesia is a popular online newsportal and going source for technical and digital content for its influential audience around the globe. You can reach us via email.


journeyofid@gmail.com

  • Journey of Indonesia
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Editorial
  • Kontak

© 2024 Journey of Indonesia.

No Result
View All Result
  • Journey of Indonesia
  • News
    • Berita Foto
  • Events
  • Travel
    • Tourism
    • Culinary
    • Hotels
  • Lifestyle
    • Automotive
    • Gadget
    • Fashion
    • Health
  • Culture
  • Entertainment
    • FIlm
    • Music
    • Show
  • Profile

© 2024 Journey of Indonesia.