Saturday, May 17, 2025
Journey of Indonesia | Explore Pariwisata Indonesia
  • Home
  • News
    • Berita Foto
  • Events
  • Travel
    • Tourism
    • Culinary
    • Hotels
  • Lifestyle
    • Automotive
    • Gadget
    • Fashion
    • Health
  • Culture
    Mengenang Yudhistira ANM Massardi Lewat Buku “Mengunci Ingatan”

    Mengenang Yudhistira ANM Massardi Lewat Buku “Mengunci Ingatan”

    Grebeg Syawal 2025 di Solo Safari, Perpaduan Tradisi Joko Tingkir dan Wisata Keluarga yang Sarat Makna

    Grebeg Syawal 2025 di Solo Safari, Perpaduan Tradisi Joko Tingkir dan Wisata Keluarga yang Sarat Makna

    Yayasan Bali Purnati Sukses Hadirkan Panggung Maestro VII, Tampilkan Maestro Seni Tradisional Indonesia

    Yayasan Bali Purnati Sukses Hadirkan Panggung Maestro VII, Tampilkan Maestro Seni Tradisional Indonesia

    Jaga Potensi Hutan, Masyarakat Malagufuk Hidup Bermartabat di Tanah dan Hutan Adatnya

    Jaga Potensi Hutan, Masyarakat Malagufuk Hidup Bermartabat di Tanah dan Hutan Adatnya

    Promosikan Indonesia Lewat Misi Budaya: The 2nd Indonesian Parade New York

    Promosikan Indonesia Lewat Misi Budaya: The 2nd Indonesian Parade New York

    Opera Gitarja Sang Sri Tribhuwana, Sebuah Sekuel Kolaborasi mhyajo dan Franki Raden

    Opera Gitarja Sang Sri Tribhuwana, Sebuah Sekuel Kolaborasi mhyajo dan Franki Raden

  • Entertainment
    • FIlm
    • Music
    • Show
  • Profile
No Result
View All Result
Journey of Indonesia | Explore Pariwisata Indonesia
  • Home
  • News
    • Berita Foto
  • Events
  • Travel
    • Tourism
    • Culinary
    • Hotels
  • Lifestyle
    • Automotive
    • Gadget
    • Fashion
    • Health
  • Culture
    Mengenang Yudhistira ANM Massardi Lewat Buku “Mengunci Ingatan”

    Mengenang Yudhistira ANM Massardi Lewat Buku “Mengunci Ingatan”

    Grebeg Syawal 2025 di Solo Safari, Perpaduan Tradisi Joko Tingkir dan Wisata Keluarga yang Sarat Makna

    Grebeg Syawal 2025 di Solo Safari, Perpaduan Tradisi Joko Tingkir dan Wisata Keluarga yang Sarat Makna

    Yayasan Bali Purnati Sukses Hadirkan Panggung Maestro VII, Tampilkan Maestro Seni Tradisional Indonesia

    Yayasan Bali Purnati Sukses Hadirkan Panggung Maestro VII, Tampilkan Maestro Seni Tradisional Indonesia

    Jaga Potensi Hutan, Masyarakat Malagufuk Hidup Bermartabat di Tanah dan Hutan Adatnya

    Jaga Potensi Hutan, Masyarakat Malagufuk Hidup Bermartabat di Tanah dan Hutan Adatnya

    Promosikan Indonesia Lewat Misi Budaya: The 2nd Indonesian Parade New York

    Promosikan Indonesia Lewat Misi Budaya: The 2nd Indonesian Parade New York

    Opera Gitarja Sang Sri Tribhuwana, Sebuah Sekuel Kolaborasi mhyajo dan Franki Raden

    Opera Gitarja Sang Sri Tribhuwana, Sebuah Sekuel Kolaborasi mhyajo dan Franki Raden

  • Entertainment
    • FIlm
    • Music
    • Show
  • Profile
No Result
View All Result
Journey of Indonesia | Explore Pariwisata Indonesia
No Result
View All Result

Ujung Kulon, Taman Nasional Warisan Masa Lalu

by Ibonk
21/12/2017
Reading Time: 4 mins read
Ujung Kulon, Taman Nasional Warisan Masa Lalu

Taman Nasional Ujung Kulon (Ibonk)

Share on FacebookShare on Twitter

Nama Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), sudah cukup seringlah kita dengar. Namun berapa banyak dari anda para pembaca yang pernah menginjakkan kaki dan berpetualang disana? Begitu panjang catatan sejarah sampai akhirnya Ujung Kulon ditetapkan sebagai Taman Nasional.

Ujung Kulon mulai diperkenalkan pertama kali oleh seorang ahli botani Jerman bernama F. Junghun pada tahun 1846. Sebagai seorang peneliti, Junghun dan peneliti lain pada era tersebut sangat mengenal kekayaan flora dan fauna Ujung Kulon. Sampai akhirnya semua berubah tatkala letusan Krakatau pada tahun 1883 meluluhlantakkan semua. Letusan yang menimbulkan gelombang tsunami maha dahsyat langsung menghancurkan kawasan ini.

Baca juga :

Acer Pertahankan Gelar Top Brand Selama 18 Tahun, Bukti Kepercayaan Konsumen Indonesia

InJourney Hadirkan Libur Lebaran Berkesan di Destinasi Wisata Candi

Jepang dan Timur Tengah Aktif Ekspansi di TTC Travel Mart 2024

Tak berlangsung lama, ekosistem vegetasi dan satwa liar tumbuh kembali di kawasan ini dengan cepat. Akhirnya pada tahun 1921 kawasan Ujung Kulon termasuk pulau Panaitan ditetapkan sebagai Suaka Alam oleh pemerintah Hindia Belanda. Tahun 1937, istilah Suaka Alam dirubah menjadi kawasan Suaka Margasatwa, ditandai dengan masuknya Pulau Peucang ke dalam area ini.

Pulau Peucang sendiri adalah pulau berhutan hujan tropis yang menurut para ahli sejarah terbentuk akibat ledakan karang laut yang terangkat oleh dahsyatnya gelombang tsunami saat gunung Krakatau meletus.

Perahu – perahu wisatawan di pulau Peucang (Ibonk)

Suaka Margasatwa Ujung Kulon beberapa kali mengalamai perubahan nama sampai pada akhirnya tahun 1992 ditetapkan sebagai Taman Nasional Ujung Kulon dan UNESCO menetapkan Taman Nasional ini sebagai Natural World Heritage Site (Situs Warisan Alam Dunia). TNUK meliputi kawasan Cagar Alam Gunung Honje, Cagar Alam Pulau Panaitan, Cagar Alam Pulau Peucang termasuk didalamnya Pulau Handeuleum.

TNUK memiliki luas sekitar 120,551 ha ini, merupakan tempat utama perlindungan Badak dan Banteng. Taman Nasional ini juga memiliki bagian laut yang sangat signifikan berhubungan antara kegiatan penangkapan ikan dengan perlindungan badak.

Akhir – akhir ini terdapat penurunan pendapatan yang diakibatkan penangkapan ikan besar – besaran serta rusaknya habitat pesisir karena banyaknya terumbu karang yang dieksploitasi dengan menggunakan bom air. Masyarakat pesisir kemudian mulai melanggar batas kawasan hutan lindung dengan mengubah vegitasi asli menjadi lahan pertanian. Hal ini tentu saja berpengaruh pada habitat badak yang menjadi terdesak. Sangat disayangkan memang, berdasarkan data dari pengawasan populasi tercatat Badak kurang dari 50 ekor.

Untuk kegiatan para wisatawan, pengelola TNUK melakukan pembatasan jumlah pengunjung di setiap pekannya. Tujuannya, untuk menjaga keaslian habitat dan menghindari kepunahan satwa penghuni Taman Nasional. Oleh sebab itu pengunjung diharuskan mengantongi izin terlebih dahulu dari pengelola sebelum memasuki kawasan Taman Nasional ini.

Izin masuk bisa diperoleh dari Kantor Pusat Taman Nasional di Labuan, kemudian melaporkan kedatangan di Kantor Pengawas di Pulau Handeuleum dan selanjutnya di data ulang lagi di Kantor Pengawas di Pulau Peucang.

Susur sungai Cigenter (Ibonk)

Apa yang ditawarkan TNUK tentunya sangat menarik. Kita bisa saja berharap bertemu dengan species langka Badak bercula satu yang sangat langka tersebut. Disamping itu kita dapat juga trekking menyusuri hutan hujan tropis, menikmati pantai berbatu karang, bird watching, diving, snorkeling, mengamati satwa liar seperti Babi Hutan, Rusa, atau sekawanan Monyet yang terlihat sudah sangat akrab dengan para wisatawan yang datang.

Tak kalah menarik adalah wisata canoeing dengan menyusuri sungai Cigenter yang hanya memakan waktu sekitar 20 menit dari Pulau Handeuleum. Persis layaknya menyusuri sungai purba di Amazon, di sini kita berkesempatan menyaksikan hewan liar yang kebetulan berada di tepian sungai berhutan rimbun ini. Melihat Biawak, Ular, Burung – Burung dan jejak – jejak Badak merupakan pengalaman yang tidak mungkin terlupakan.

Tempat eksotis lainnya adalah padang pengembalaan Banteng di Pulau Cidaun yang tepat berada di seberang Pulau Peucang. Hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit berperahu. Jika memang mujur, kita dapat melihat secara langsung puluhan Banteng liar tengah merumput di padang savanah. Selain Banteng , sekawanan Merak yang memamerkan bulu – bulu indahnya dan burung Enggang dapat kita saksikan secara langsung.

Jangan lewatkan juga untuk mengunjungi Cibom atau Tanjung Layar, menempuh jarak sekitar hampir 2 jam perjalanan laut dari pulau Peucang. Tanjung Layar sendiri memiliki sejarah yang cukup penting dalam sejarah maritim Indonesia dan kolonial Belanda. Di sini dibangun mercu suar, yang dijadikan “Ujung Pertama” Pulau Jawa dikarenakan lokasinya yang strategis dan sebagai petunjuk arah bagi kapal – kapal yang melintasi Selat Sunda.

Salah satu pantai di Tanjung Layar, Ujung Kulon (Ibonk)

Begitu menginjakkan kaki di pantai Tanjung Layar, pengunjung akan disuguhi dengan rimbunnya hutan. Untuk sampai di titik terujung pulau Jawa kita harus trekking selama 40an menit melalui jalan setapak membelah rimbunnya hutan. Pemandangan eksotis dapat kita temukan disana lewat hamparan pantai karang dan bukit-bukit karang menjulang bakal melunturkan kelelahan kita.

Perjalanan ke TNUK dapat dicapai dari Jakarta sekitar 5 jam perjalanan ke Kecamatan Sumur, lalu dilanjutkan lewat perjalanan laut dengan menyewa perahu bermesin sekitar 2 juta rupiah PP dengan jarak tempuh sekitar 3 jam. Yang perlu disiapkan sebelum berwisata alam TNUK diantaranya perbekalan yang cukup, air mineral, makanan ringan, tissue, lotion anti nyamuk, sun block, topi, kacamata, sepatu/ sandal trekking, perlengkapan snorkeling, kamera dan obat obatan pribadi.

Untuk kenyamanan bermalam di TNUK, pengelola menyediakan pondokan yang disewakan dengan fasilitas yang terbilang cukup memadai. Pondokan tersebut tersedia di Pulau Peucang dan Handeuleum. Secara administratif TNUK terletak di Kecamatan Sumur dan Kecamatan Cimanggu Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.

Setelah melihat sekian banyak warisan alam untuk kita ini, tugas kita yang lain akhirnya adalah mencintai dan turut serta menjaga kelestarian alam untuk diwariskan kepada anak cucu kita. Agar mereka masih dapat melihat keaslian habitat flora dan fauna di TNUK, sepenggal surga di ujung pulau Jawa./ JOURNEY OF INDONESIA

Tags: CidaunCigenterDestinasiPesona IndonesiaPulau PeucangSusur SungaiTaman Nasional Ujung KulonTanjung LayarTNUKTrekkingUjung KulonWisataWonderful Indonesia
Share400Tweet250

Related Posts

Sunlake Waterfront Resort & Convention Resmi Jadi Hotel Bintang Lima
Hotels

Sunlake Waterfront Resort & Convention Resmi Jadi Hotel Bintang Lima

15/05/2025
Fox Lite Hotel Majalaya, Akomodasi Berstandar Internasional Pertama di Kabupaten Bandung
Hotels

Fox Lite Hotel Majalaya, Akomodasi Berstandar Internasional Pertama di Kabupaten Bandung

12/05/2025
MORA Group Tegaskan Jati Diri dan Kepemimpinan Sejati Lewat Konferensi Nasional di Yogyakarta
Hotels

MORA Group Tegaskan Jati Diri dan Kepemimpinan Sejati Lewat Konferensi Nasional di Yogyakarta

06/05/2025
BCA Travel Fair 2025 Hadir, Saat Tepat Rencanakan Liburan Tengah Tahun
News

BCA Travel Fair 2025 Hadir, Saat Tepat Rencanakan Liburan Tengah Tahun

24/04/2025
Sambal & Spice Hadir di Jakarta Hadirkan Sensasi Rasa Nusantara Persembahan Blue Sky Group
Culinary

Sambal & Spice Hadir di Jakarta Hadirkan Sensasi Rasa Nusantara Persembahan Blue Sky Group

23/04/2025
Next Post
Taman Sari Gua Sunyaragi Cirebon

Taman Sari Gua Sunyaragi Cirebon

Recomended

The Palace Jeweler Resmikan Gerai Ke-75 di Lippo Mall Puri, Hadirkan Koleksi Eksklusif dan Nuansa K-Wave
Fashion

The Palace Jeweler Resmikan Gerai Ke-75 di Lippo Mall Puri, Hadirkan Koleksi Eksklusif dan Nuansa K-Wave

16/05/2025
Optimalisasi Pajak Nasional Masih Jadi PR, Legalisasi Kasino Dinilai Langkah Keliru
News

Optimalisasi Pajak Nasional Masih Jadi PR, Legalisasi Kasino Dinilai Langkah Keliru

16/05/2025
HOYA Dorong Deteksi Dini Miopia di Sekolah Lewat Program Vision Friendly School
Health

HOYA Dorong Deteksi Dini Miopia di Sekolah Lewat Program Vision Friendly School

16/05/2025
GoodKnight, Pelindung Tidur Si Kecil dari Gangguan Nyamuk demi Tumbuh Kembang Optimal
Health

GoodKnight, Pelindung Tidur Si Kecil dari Gangguan Nyamuk demi Tumbuh Kembang Optimal

16/05/2025
Sunlake Waterfront Resort & Convention Resmi Jadi Hotel Bintang Lima
Hotels

Sunlake Waterfront Resort & Convention Resmi Jadi Hotel Bintang Lima

15/05/2025
World of Coffee Jakarta 2025, Pameran Kopi Dunia di Indonesia
Events

World of Coffee Jakarta 2025, Pameran Kopi Dunia di Indonesia

15/05/2025
Journey of Indonesia

Journey of Indonesia is a popular online newsportal and going source for technical and digital content for its influential audience around the globe. You can reach us via email.


journeyofid@gmail.com

  • Journey of Indonesia
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Editorial
  • Kontak

© 2024 Journey of Indonesia.

No Result
View All Result
  • Journey of Indonesia
  • News
    • Berita Foto
  • Events
  • Travel
    • Tourism
    • Culinary
    • Hotels
  • Lifestyle
    • Automotive
    • Gadget
    • Fashion
    • Health
  • Culture
  • Entertainment
    • FIlm
    • Music
    • Show
  • Profile

© 2024 Journey of Indonesia.