YOGYAKARTA — Di balik hangatnya secangkir kopi, tersimpan pesan serius tentang masa depan bumi. Pesan itu yang coba disampaikan Loman Park Hotel Yogyakarta saat menjadi tuan rumah Jogja Coffee Week #5 pada 5–7 September 2025.
Bukan sekadar arena menikmati seduhan terbaik, festival kopi tahunan ini disulap menjadi ruang belajar tentang keberlanjutan. Di tengah hiruk pikuk acara, publik dibuat terkesima ketika Handono S. Putro, founder sekaligus Managing Hotel Loman Park menantang audiens untuk melihat “sampah” dengan cara berbeda.
“Kopi bukan hanya soal minuman yang kita nikmati setiap pagi,” kata Handono di sesi Coffee Talk bertema Dari Sampah Jadi Emas. Dengan penuh semangat, ia mengeluarkan sejumlah produk hasil kreasi tim hotelnya: sabun eksfoliasi dari ampas kopi, lilin aromaterapi dari sisa linen dan rempah, inhaler berbasis herbal, hingga tepache, minuman fermentasi kulit nanas yang segar tanpa alkohol.
Karya-karya itu bukan sekadar gimmick. Semuanya lahir dari filosofi 3R (Reduce, Reuse, Recycle) yang menjadi denyut nadi operasional hotel. Bahkan, di taman hotel, para tamu bisa melihat pohon kopi ditanam bersama komunitas Jogja Coffee Week sebagai simbol dukungan pada gerakan penghijauan kopi.

Ruly Artha, General Manager Angkasa Pura I Yogyakarta International Airport (YIA), mengaku terkesan dengan inovasi tepache dan rangkaian eco-craft lainnya. Sementara itu, kolaborasi dengan Rumah Celup Indonesia melahirkan karya ecoprint dari daun kopi, membuka peluang kolaborasi kreatif di masa depan.
“Ini adalah bukti bahwa setiap ‘sampah’ memiliki potensi emas,” ujar Handono. “Industri kopi kita punya peran besar dalam mewujudkan konsep ramah lingkungan. Masa depan kopi bukan hanya sebatas cangkir, tapi siklus kreativitas dan keberlanjutan.”
Pernyataan itu sejalan dengan pandangan Drs. Imam Pratanadi, M.T., Kepala Dinas Pariwisata DIY. Menurutnya, kehadiran Loman Park Hotel sebagai tuan rumah Jogja Coffee Week menegaskan Yogyakarta sebagai pusat kreativitas dan pariwisata berkelanjutan. “Ini bukti nyata kolaborasi antara industri perhotelan dan komunitas kreatif,” katanya.
Dengan langkah-langkah berani itu, Loman Park Hotel Yogyakarta menjelma lebih dari sekadar tempat menginap. Ia hadir sebagai laboratorium hidup, di mana ampas kopi, kulit nanas, hingga daun teh bisa bermetamorfosis menjadi simbol harapan baru bagi industri pariwisata yang berkelanjutan./ JOURNEY OF INDONESIA | iBonk