MOJOKERTO – Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) kembali menegaskan komitmennya terhadap pelestarian lingkungan melalui gerakan Siap Sadar Lingkungan (Siap Darling). Dalam aksi kali ini, sebanyak 150 mahasiswa dari 46 perguruan tinggi di Jawa Timur dikerahkan untuk melakukan penanaman 6.208 bibit tanaman di Situs Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, tepatnya di area Candi Gapura Wringinlawang dan Candi Kedaton.
Gerakan yang telah memasuki edisi ke-12 ini bukan hanya sekadar penanaman pohon, tetapi juga bagian dari upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kesadaran generasi muda akan pentingnya hidup selaras dengan alam. Keterlibatan mahasiswa diharapkan mampu menanamkan nilai-nilai kehidupan harmonis dengan lingkungan sejak dini.
Dalam sambutannya dihadapan para mahasiswa yang tergabung dalam relawan Siap Darling, Director Communications Djarum Foundation, Mutiara Diah Asmara menyatakan sejak 2019 BLDF meluncurkan Siap Darling yang merupakan gerakan generasi muda berbasis digital sebagai kanal komunikasi dalam melakukan berbagai aksi nyata secara konsisten. Aksi penghijauan dan literasi terkait lingkungan di berbagai kawasan candi di Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta serta Jambi.
“Jumlah pohon yang ditanam yaitu 6.208 batang dengan dua lokasi penanaman yaitu di Candi Gapura Wringinlawang dan Candi Kedaton. “Dua lokasi candi di sini, adalah lokasi candi ke-13 dan ke-14 dari kegiatan Candi Darling saat ini,” katanya.
Sebelum aksi penanaman dimulai, para relawan mendapatkan edukasi mengenai pentingnya kelestarian lingkungan dari Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Mojokerto, Zaqqi, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Provinsi Jawa Timur, Endah Budi Haryani serta Ramon Y. Tungka selaku aktor dan aktivis lingkungan.
Zaqqi menekankan pentingnya menjaga lingkungan untuk mencegah kerusakan alam yang dapat memicu bencana. Sementara itu, Endah Budi Haryani menambahkan bahwa penghijauan di sekitar candi berperan dalam melindungi struktur candi dari kerusakan akibat angin yang bersifat korosif terhadap struktur bangunan candi.
“Penghijauan sedikit banyak dapat melindungi dinding candi dari kerapuhan akibat terpaan angin,” sebutnya.
Endah menambahkan beberapa candi memang berada dilokasi yang tidak menguntungkan, seperti di pinggir sungai ataupun di pesisir. Angin dari uap air sungai ataupun laut lebih bersifat korosif terhadap bata bangunan candi tersebut, sehingga keberadaan pepohonan tersebut dapat mengurangi laju angin.
Ramon Y. Tungka mengajak para peserta untuk memulai perubahan dari hal-hal kecil seperti menghemat listrik, mengurangi penggunaan plastik, dan pemilahan sampah. “Jika setiap orang bergerak, hasilnya akan luar biasa,” ujarnya.
Sebagai tanda dimulainya aksi penanaman pohon di lokasi ini, Mutiara Diah Asmara, Zaqqi, Endah Budi Haryani, Ramon Y. Tungka dengan berbagai pihak terkait secara simbolis melakukan penanaman pohon Tabebuya di pelataran Candi Gapura Wringinlawang yang berada di Desa Jatipasar, Kecamatan Trowulan. “Kami sengaja memilih pohon Tabebuya dikarenakan akarnya mampu menahan erosi,” ujar Mutiara.
Sejak gerakan ini dimulai, sudah ada enam kawasan dan 12 candi di berbagai wilayah Indonesia yang telah dihijaukan, termasuk Candi Prambanan, Candi Dieng, dan Candi Muarajambi. Lebih dari 1.132 mahasiswa dari 137 universitas di seluruh Indonesia telah terlibat dalam aksi penghijauan ini, menunjukkan semangat kolaborasi untuk masa depan yang lebih hijau./ JOURNEY OF INDONESIA | iBonk