JAKARTA – Penyebaran HIV/AIDS di Indonesia masih merupakan isu serius yang harus memerlukan perhatian, per-Juni 2022 tercatat 519.158 orang mengidap HIV/AIDS termasuk diantaranya 1188 anak-anak. Menurut catatan dari Kemenkes, pengidap HIV/AIDS 759 alami oleh laki-laki dan 25 perempuan serta banyak dialami pada usia produktif.
Dilatarbelakangi oleh hal tersebut, Universitas Borobudur bersama dengan Senat Mahasiswa, berkolaborasi dengan Sahabat Foundation (syair.org), Linesource Production, Deteksi Production sukses menyelenggarakan eksibisi amal “EXPLAIN” dari tanggal 18 hingga 20 Agustus 2023.
Kegiatan ini berisi pameran fotografi, seminar diskusi, dan musik bertemakan “Bersatu Melawan HIV/AIDS: Meningkatkan Kesadaran dan Menginspirasi dalam Kepedulian”, acara ini sekaligus dalam rangka memperingati 78 tahun Kemerdekaan Indonesia dan Menuju Era Indonesia Emas dengan Semangat “Terus Melaju untuk Indonesia Maju”.
Menurut Rektor Universitas Borobudur Prof, Ir. H. Bambang Bernanthos, M.Sc kegiatan ini mampu mencerminkan komitmen pihaknya untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat. Kegiatan CSR yang diadakan oleh Universitas Borobudur ini berhasil menarik perhatian dan partisipasi yang luar biasa. Melalui serangkaian pameran foto, sesi seminar dan diskusi interaktif, serta hiburan musik tersebut Universitas Borobudur berhasil menciptakan ruang untuk edukasi yang akurat dan penuh empati.
“Kami berharap generasi penerus Indonesia dapat meneruskan semangat kepedulian terhadap isu kesehatan yang terjadi disekitar kita, salah satunya HIV/AIDS,” ungkap Bambang.

Seperti yang disampaikan oleh Humas Universitas Borobudur, Malika Nur Eman bahwa kegiatan ini berhasil menarik perhatian dan partisipasi yang luar biasa. Berawal dari Linesource Production mengajukan konsep ke pihak Universitas, lewat Sahabat Foundation (Syair.org) untuk campaign untuk anak-anak HIV.
“Kami berharap acara ini bisa berdampak positif untuk masyarakat sekitar. Masyarakat dapat berdonasi dengan minimal 25 ribu rupiah, nantinya akan mendapatkan pin khusus dari kami. Dan pastinya bisa menikmati acara-acara yang kami persiapkan. Hasil donasi dari kegiatan ini akan disumbangkan kepada anak-anak yang terdeteksi HIV/AIDS yang berada dibawah naungan dengan Sahabat Foundation,” ujar Malika Nur Eman saat di temui di acara Eksibi EXPLAIN di Universitas Borobudur, Jakarta Timur, Sabtu (19/8/2023).
“Sejujurnya persiapannya sendiri tidak sampai sebulan. Acara ini sekaligus dalam rangka memperingati 78 tahun Kemerdekaan Indonesia. Pihak kampus memang ingin memperingati hari Kemerdekaan lewat cara yang berbeda. Kami berharap acara seperti ini akan terus berlanjut dan akan terus lebih baik,” harap Malika.
Akar dari kegiatan ini menurut tim kreatif produksi EXPLAIN, Angkasa Raya sudah cukup sesuai dengan program pengabdian masyarakat yang harus dilakukan oleh sebuah Yayasan atau Intansi. “Makanya kita menggandeng Universitas Borobudur dengan dasar kita mengedukasikan hal sebenarnya dari HIV/AIDS ini. Apalagi Indonesia itu adalah penyandang HIV terbesar nomor 3 di dunia. Maka dari itu epidemi HIV/AIDS ini mulai agak turun perhatiannya di lingkungan masyarakat sejak kemaren karena ada Covid -19. Mindsetnya kebanyakan orang berubah,” ujar Angkasa Raya.
Oleh Dade yang ditunjuk sebagai konsultan acara ini menyebutkan bahwa program seperti ini akan sangat baik jika muncul dari masyarakat Universitas, makanya di gelar di Kampus. “Kebetulan Angkasa ini, om dan kakaknya juga yang kuliah di sini dan menyambut konsep yang ditawarkan. Berangkat dari point ini kita bergerak. Semua kita serahkan pada Angkasa dan kawan-kawannya, saya dan Mas Harry Koko Santoso dari Deteksi Production yang juga sebagai Penasehat Sahabat Foundation (Syair.org) hanya mensupport,“ ungkap Dade.

Salah satu kegiatan edukasi tentang HIV/ AIDS ini disampaikan secara gamblang oleh Ahmad Syaiful, Ketua Syair Untuk Sahabat Foundation/syair.org,. Syair.org adalah yayasan yang berkonsentrasi kepada anak-anak yang menderita HIV/AIDS dan turut hadir menjadi pembicara pada acara ini.
Syaif banyak mengungkapkan betapa penyebaran HIV/AIDS sendiri tak hanya disebabkan oleh pergaulan bebas namun juga penyalahgunaan narkoba. Bagaimana kebiasaan-kebiasan buruk tak bertanggungjawab tersebut akhirnya malah terbawa ke dalam masyarakat terkecil yakni keluarga. Belum lagi fenomena di dunia nyata, bahwa informasi yang salah yang diserap masyarakat terhadap pengidap HIV/ AIDS ataupun ODHA. Akhirnya informasi yang tidak akurat ini menjadi pembunuh utama dibanding HIV/ AIDS itu sendiri.
“Tidak ada anak-anak yang bisa memilih lahir dimana, orangtua seperti apa, salah satunya adalah lahir dari orangtua yang menderita HIV/AIDS. Itulah mengapa kami konsen untuk menangani anak-anak ini, yang selama ini kurang diperhatikan. Dengan data-data yang kami dapatkan dari rumah sakit dimana anak-anak ini berobat, kami mendampingi mereka. Kurang lebih 120 anak ada di bawah naungan yayasan Syair.org.” jelas pria yang disapa Syaif ini.
Syair.org berdiri tahun 2009 dan lebih fokus ke ibu dan anak. Karena ibu dan anak adalah korban terakhir dari kasus HIV/ AIDS sendiri. “Sebenarnya 120 anak yang kami dampingi itu naik turun, itu hanya data. Kenyataannya pada saat itu karena kan ada yang udah besar, remaja, kita lepas. Terus akan ada lagi bayi baru positif, selalu begitu”, jelasnya.

Dari ruang pameran fotografi, tampak banyak menyoroti kisah nyata dari para musisi/ public figure tanah air yang pernah hidup dengan narkotika. Mereka berani membagikan pengalaman pribadi mereka melalui dokumentasi cerita foto yang merupakan karya fotografer senior Indonesia yang kondang sebagai pewarta foto olahraga, Tjandra Moh. Amin.
Kutipan-kutipan dari setiap figur ini nantinya akan dirangkum dalam sebuah buku bertajuk “EXPLAIN” yang rencananya akan segera diluncurkan tahun 2023 ini. Hingga hari kedua kegiatan EXPLAIN ini sebanyak 4 foto telah terjual dan akan terus bertambah seiring acara ini berlangsung./ JOURNEY OF INDONESIA