Setelah mengalami renovasi dan mempercantik diri, Sarinah sebagai mal pertama di Indonesia kini sudah kembali beroperasi. Hal tersebut ditandai dengan diresmikannya wajah baru Sarinah yang berada dibawah kementrian BUMN ini pada tanggal 14 Juli 2022 silam oleh Jokowi.
Dicanangkan pada 17 Agustus 1962 silam dengan luasan awal 28.864 m2, kini Sarinah menempati area luasan 32.506,6 m2, lengkap dengan ruang terbuka hijau yang sengaja dihadirkan sebagai spot bersantai, menikmati pertunjukan musik, dan berbagai kegiatan oleh para pengunjung.
Meski tampil modern, namun ruh Sarinah untuk menjaga keutuhan warisan para pendiri bangsa tetap dipertahankan dengan etnik dan budaya yang kental, terutama interior gedung, dengan sentuhan modern yang estetik.
Direktur Utama PT Sarinah, Fetty Kwartati mengatakan sejak 2020 awal menjadi mula renovasi bisnis terhadap Sarinah. Mengkonsep ulang bisnis modelnya, merefresh brandnya sampai kepada kurasi produk. Transformasi tersebut diharapkan mengembalikan Sarinah kepada kejayaannya saat pertama kali didirikan. Ia juga menambahkan bahwa Sarinah adalah representasi etalase produk dalam negeri karena menempati posisi strategis di jantung ibu kota DKI Jakarta. Hal ini disampaikannya pada saat dirinya menjadi narasumber dalam Nina Nugroho Solution beberapa waktu lalu.
“Bicara mengenai Sarinah, yaitu sebagai departemen store pertama di Indonesia, pusat perbelanjaan pertama di Indonesia, dan gedung pencakar langit pertama di Indonesia. Secara sejarah saja sudah sangat kaya. Presiden Soekarno juga membangun Sarinah dengan maksud agar mempunyai wadah untuk mempromosikan produk-produk Indonesia yang dihasilkan oleh masyarakat agar menjadi pelepor ekonomi kerakyatan,” ungkap Fetty dalam acara Nina Nugroho Solution #gerakanakuberdaya, pada episode 134 tersebut.
Per Juni 2022, Sarinah telah menggandeng 500 mitra usaha dan memiliki cabang di enam titik, yaitu Sarinah De Braga – Bandung, Sarinah Banyumanik – Semarang, Sarinah Basuki Rahmat – Malang, Sarinah Bandara I Gusti Ngurah Rai – Bali, Bandara Soekarno Hatta – Cengkareng, dan Bandara Syamsudin Noor – Banjarmasin.
Sementara Brand Herstori by Esensia, brand terbaru dari Nina Nugroho saat ini memperoleh kesempatan memamerkan produknya di etalase Sarinah, tepatnya di lantai 2. Kekuatan Herstori by Esensia ada pada kolaborasi antara fashion dengan sejarah.
Ini merupakan sebuah terobosan baru yang belum pernah ada selama ini dimana Nina Septiana, Desainer brand Nina Nugroho sekaligus inisiator gerakan #akuberdaya menggandeng Sinta Ridwan, seorang filolog dan mahasiswi S-3 Arkeologi muda yang mengkonsentrasikan dirinya pada upaya mengalihwahanakan hasil risetnya mengenai sejarah masa lalu yang terbaca dalam manuskrip kuna yang menjadi keahliannya.
Herstori adalah riset yang dilakukan secara mendalam. Tidak hanya dilakukan berdasarkan catatan sejarah yang telah terbukukan dalam sejumlah literatur, melainkan juga melalui manuskrip kuna dan terjun langsung mengunjungi situs peninggalan para perempuan berdaya tersebut. “Selama ini sejarah perempuan Indonesia seolah terpinggirkan, kita sulit menemukan catatan mengenai mereka yang ternyata sejatinya adalah figur luar biasa. Tidak hanya di dalam keluarga, tetapi juga di panggung politik, ekonomi, agama, budaya dan sosial di lingkungan sekitarnya,” terang Nina Septiana.
Sosok yang diangkat adalah mereka yang meninggalkan bukti-bukti budaya, kehebatan, pemikiran, upaya dan perjuangannya sebagai sosok yang berperan penting bagi segala aspek kehidupan.
Nina Septiana berharap melalui Herstori, perempuan millenial akan tergugah kesadaran dan kecintaan mereka pada sejarah. Pada akhirnya akan menjadikan figur hebat tersebut sebagai inspirasi bagi masa kini dan masa depannya, saat berkarya dan berupaya melejitkan keberdayaannya sendiri.
Penasaran seperti apa koleksi Herstori, ada baiknya Anda datang ke Sarinah Mal , satu-satunya pusat perbelanjaan yang berstatus cagar budaya ini./ JOURNEY OF INDONESIA