JAKARTA – Menyongsong ketidakpastian ekonomi tahun 2025, PT Bank UOB Indonesia (UOB Indonesia) memperkenalkan program “Waktu Indonesia Menabung” yang bertujuan membantu masyarakat dalam pengelolaan keuangan secara bijak. Program ini memanfaatkan gamifikasi untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menabung sekaligus mendorong disiplin finansial.
Menggunakan pendekatan Risk-First Approach, UOB menekankan pentingnya memahami risiko sebagai langkah awal dalam pengelolaan keuangan. Pendekatan ini diyakini dapat membantu masyarakat menavigasi tantangan ekonomi dengan lebih percaya diri. Bank UOB Indonesia menyarankan agar masyarakat menjaga disiplin dalam pengelolaan anggaran, menyesuaikan strategi keuangan dengan perubahan situasi ekonomi, dan mengalokasikan dana pada instrumen yang tepat untuk mengoptimalkan hasil.
Menurut Vera Margaret, Head of Deposit & Wealth Management UOB Indonesia, menjaga stabilitas keuangan membutuhkan prioritas yang jelas. Ia menekankan pentingnya mempersiapkan dana darurat sebelum mulai berinvestasi. “Ketika pendapatan meningkat, penting untuk tidak serta-merta menaikkan gaya hidup. Dana darurat adalah prioritas utama sebelum seseorang mulai berinvestasi,” ungkapnya dalam acara media gathering bertajuk Strategi Finansial di Tengah Tantangan Ekonomi, Jumat (24/1/2025).
Ia juga menyarankan tahapan yang terencana dalam pengelolaan keuangan. Setelah dana darurat tercukupi, masyarakat disarankan untuk memilih produk investasi yang sesuai dengan profil risiko mereka, demi memastikan keamanan finansial yang berkelanjutan.
Statistik menunjukkan kondisi ekonomi Indonesia yang menantang. Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk kelas menengah mengalami penurunan signifikan dalam lima tahun terakhir, dari 57,33 juta pada 2019 menjadi 47,85 juta pada 2024. Hal ini mengindikasikan bahwa 9,48 juta orang keluar dari kategori kelas menengah, yang berdampak pada pelemahan daya beli masyarakat.
Kesenjangan ekonomi ini semakin diperburuk dengan meningkatnya angka pengangguran terbuka. Hingga akhir 2024, tercatat 7,47 juta orang atau 4,91% dari total angkatan kerja menganggur, naik dari 7,20 juta orang atau 4,80% pada Februari 2024.
Kondisi ekonomi global turut memengaruhi stabilitas domestik. Kebijakan suku bunga Federal Reserve yang bertahan pada 5,25-5,5% menyebabkan pelemahan nilai tukar rupiah hingga Rp15.800 di akhir 2024. Sebagai respons, Bank Indonesia menurunkan BI-Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5,75% pada Januari 2025 guna menjaga stabilitas nilai tukar dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Melihat tantangan ini, UOB Indonesia memberikan panduan perencanaan keuangan bagi masyarakat. Salah satu langkah awal yang disarankan adalah mencatat pengeluaran selama satu hingga dua bulan untuk memahami kebiasaan konsumsi. Vera juga menjelaskan alokasi anggaran ideal, yaitu: 5-10% untuk kebutuhan hiburan, 10-20% untuk tabungan, investasi, dan asuransi, dan 70-85% untuk kebutuhan pokok seperti tempat tinggal, makanan, dan pembayaran cicilan.
Pendekatan berbasis risiko menjadi kunci keberhasilan pengelolaan keuangan yang ditawarkan UOB Indonesia. Dengan langkah ini, masyarakat diharapkan dapat lebih siap menghadapi tantangan ekonomi yang penuh ketidakpastian./ JOURNEY OF INDONESIA | iBonk