JAKARTA – Kemenparekraf berhasil merampungkan 34 rancangan standar berbasis kompetensi (SKKNI, KKNI, dan Skema Okupasi) sepanjang tahun 2022-2023. Standar ini akan menjadi acuan penting dalam pelaksanaan sertifikasi kompetensi untuk meningkatkan pengembangan dan profesionalisme sumber daya manusia (SDM) di sektor pariwisata.
Sandiaga Salahuddin Uno selaku Menparekraf dalam acara “The Weekly Brief With Sandi Uno” yang digelar secara hybrid pada Senin (26/8/2024), menyatakan bahwa penyusunan 34 rancangan standar kompetensi ini adalah langkah strategis dalam mempercepat penyiapan SDM pariwisata yang kompeten. Standar-standar ini telah resmi ditetapkan menjadi dokumen SKKNI oleh Kementerian Ketenagakerjaan.
Dirinya mengungkapkan rasa terima kasih kepada Menaker, Ida Fauziyah atas fasilitasi yang diberikan sehingga pada 2022-2023 berhasil menyelesaikan 34 rancangan SKKNI, KKNI, dan skema okupasi dalam waktu singkat. “Ini pencapaian luar biasa untuk mendorong kompetensi SDM pariwisata,” ujar Sandiaga.
Dalam proses penyusunan standar ini, Kemenparekraf melalui Direktorat Standardisasi Kompetensi mendapatkan dukungan dari Bank Dunia melalui Program Pembangunan Pariwisata Terintegrasi dan Berkelanjutan (P3TB) atau Indonesia Tourism Development Project (ITDP).
Direktur Bina Standardisasi Kompetensi dan Program Pelatihan Kemenaker, Moh. Amir Syarifuddin, mengapresiasi upaya Kemenparekraf yang berhasil menyusun 34 rancangan standar berbasis kompetensi. Angka tersebut merupakan kontribusi signifikan, mengingat Kemenaker biasanya menetapkan sekitar 100 dokumen SKKNI per tahun. “Kontribusi 34 standar ini dari Kemenparekraf sangat luar biasa,” ungkap Amir.
Ia juga menekankan pentingnya SKKNI dalam mendukung pengembangan SDM Indonesia untuk mencapai Indonesia Emas 2045. “Jika tidak disiapkan dari sekarang, bonus demografi bisa menjadi tantangan tersendiri jika kita tidak bergerak bersama,” tambahnya.
Salman Alibhai, Senior Financial Sector Specialist dari Bank Dunia, menyatakan bahwa investasi dalam pengembangan SDM pariwisata adalah langkah yang sangat penting, tidak hanya dalam pembangunan infrastruktur dan atraksi. “Apa yang telah dilakukan Kemenparekraf dalam berinvestasi pada SDM, khususnya di destinasi pariwisata di seluruh tanah air, adalah contoh nyata dari hasil positif investasi ini,” ujar Salman.
Kemenparekraf juga telah memberikan pelatihan dan pendampingan digitalisasi kepada ribuan UMKM sektor pariwisata serta mengembangkan desa wisata. Salman menekankan bahwa rancangan standar kompetensi ini penting untuk mewujudkan lapangan kerja di sektor pariwisata, dengan banyaknya sertifikasi yang ditetapkan, seperti ecotourism specialist hingga pemandu panjat tebing.
Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf, Martini Mohamad Paham, menambahkan bahwa penyusunan standar ini juga merupakan hasil kolaborasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Sertifikasi akan dilakukan di enam key tourism area. “Sertifikasi menjadi bukti bahwa SDM sudah siap dan kompetensinya sesuai dengan kebutuhan industri,” jelas Martini.
Dengan selesainya 34 rancangan standar ini, Kemenparekraf berkomitmen untuk terus meningkatkan profesionalisme SDM pariwisata Indonesia, sejalan dengan upaya mencapai target Indonesia Emas 2045./ JOURNEY OF INDONESIA | iBonk