Setelah kembali berkiprah di skena musik dalam negeri, The Hours of Silence kembali merilis single terbarunya ‘Headlong Journey (Quarantine)’. Dihadirkan di seluruh platform musik digital pada 10 November 2022 esok.
Ini merupakan persembahan kedua dari Yuka D. Narendra (vokal), Anda Perdana (gitar, vokal), Quiddo Jozal (drum, vokal) dan Rendi Khrisna (bas, vokal) sejak memutuskan untuk menghidupkan lagi band yang pertama kali dibentuk di tahun 1990 ketika mereka masih menjadi siswa SMA Pangudi Luhur, Jakarta.
Walau sempat terhenti dua tahun kemudian saat lulus SMA, akhirnya mereka dipersatukan lagi di tahun 2015.
Lain halnya dengan ‘Silence Remain’, single perdana The Hours of Silence dari Februari lalu yang sebelumnya pernah mereka rekam dalam bentuk demo di tahun 1991, ‘Headlong Journey (Quarantine)’ adalah karya benar-benar baru yang merupakan hasil kontemplasi di tengah karantina akibat pandemi.
Lagu ini bercerita tentang bagaimana manusia menyikapi terjadinya sebuah disrupsi besar di dunia seperti Maut Hitam di Eropa abad pertengahan, Flu Spanyol pada awal abad ke-20, dan Covid-19 yang melanda dunia dalam dua setengah tahun terakhir. “Lagu ini merefleksikan perjalanan peradaban manusia, sekaligus mempertanyakan banyak hal,” ungkap Yuka sang vokalis sekaligus penulis lirik.
“Apakah ini pertanda dari perubahan peradaban? Akankah kita keluar dari situasi ini? Bagaimanakah masa depan umat manusia kelak? Apa yang harus kita lakukan setelah ini? Dan yang terpenting, akankah kita belajar sesuatu dari peristiwa penting di abad ini?”
Dengan balutan musik art rock ala akhir ’80-an dan awal ’90-an yang digubah oleh Rendi, dan dibantu oleh musisi sekaligus sesama alumni PL yakni Dave Lumenta pada kibor dan synthesizer serta Leonardo Ringo pada vokal latar, The Hours of Silence terdengar seperti band dengan kematangan yang sesuai usia para personelnya namun disertai energi selayaknya sekumpulan pemuda yang untuk pertama kalinya merasakan euforia bermain musik dengan teman-teman yang satu frekuensi.
“Headlong Journey (Quarantine)” juga menegaskan bahwa kembalinya The Hours of Silence setelah vakum 23 tahun bukan sekadar ajang nostalgia bagi Yuka, Anda dan Quiddo, yang pada era kejayaan THOS di masa SMA dulu yang sempat menjual 500 kopi kaset berisi dua lagu orisinal. Kembalinya mereka pun dengan mengajak Rendi, teman seangkatan mereka di PL, untuk melengkapi formasinya yang pada awalnya sekadar untuk tampil di reuni akbar sekaligus ulang tahun ke-50 almamater.
Namun kini The Hours of Silence band yang berusia 31 tahun ini, menuangkan pengalaman tak ternilai yang mereka dapatkan dari perjalanan hidup dan karier bermusik masing-masing. Yuka sebagai produser beragam artis seperti Sketsa dan Voice of Baceprot, Anda sebagai gitaris dan vokalis grup Bunga yang kemudian berkarier solo dan membentuk duo Matajiwa, Rendi sebagai anggota kuartet pop rock Bragi – ke dalam sebuah kolektif yang mengutamakan ekspresi dan eksplorasi sebebas mungkin melalui musik yang mereka ciptakan bersama./ JOURNEY OF INDONESIA