JAKARTA – Menanggapi kebijakan pemerintah yang melarang Kementerian/ Lembaga Negara dan Pemerintah Daerah malakukan buka puasa bersama, Anis Byarwati, Anggota Komisi XI DPR RI sangat berharap pemerintah dapat meninjau ulang larangan ini.
Anis memandang bahwa surat Sekretaris Kabinet (Seskab) yang ditujukan kepada para pejabat pemerintahan, tidak secara tegas menyebutkan hanya berlaku di internal instansi pemerintahan saja. Hal ini sangat berpotensi diperluas maknanya sebagai larangan buka puasa bersama di masyarakat.
Dirinya juga menegaskan bahwa seharusnya moment Ramadan sangat signifikan berdampak pada ekonomi, seperti kegiatan buka bersama akan berdampak positif bagi kenaikan pendapatan masyarakat.
Mulai dari bisnis makanan, minuman, sembako, jasa transportasi, ritel dan warung tradisional semua menunggu momen Ramadan ini. Bahkan untuk menyambut bulan Ramadan, banyak kalangan pedagang yang sudah stok barang dalam jumlah banyak sebagai antisipasi kenaikan permintaan saat Ramadan. Maka seyogyanya Ramadan tahun ini menjadi momentum konsumsi rumah tangga secara musiman tumbuh dengan signifikan. Dampak positif berupa kenaikan pendapatan masyarakat ini dikhawatirkan akan hilang dengan adanya kebijakan larangan Buka Puasa Bersama.
Anis Byarwati yang juga sebagai Wakil Ketua Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI melihat bahwa kebijakan ini menjadi kontraproduktif dan tidak arif bagi kalangan umat muslim yang banyak menunggu Ramadan sebagai salah satu ajang silaturahmi dan kebersamaan khususnya saat berbuka puasa.
“Kalau memang alasannya karena penanganan Covid-19 saat ini dalam transisi dari pandemi menuju endemi, sehingga masih diperlukan kehati-hatian, tentu ini tidak arif dan sangat tidak tepat di tengah kegiatan konser musik yang mengundang ribuan massa saja sudah diperbolehkan”, urainya mencontohkan dengan fenomena yang ada.
Politisi senior PKS dari Daerah Pemilihan (DAPIL) DKI Jakarta 1 Jakarta Timur ini meminta pemerintah berlaku arif dan tidak menerapkan kebijakan yang kontra produktif dan tidak tepat. Momentum berbuka puasa bersama di bulan Ramadan janganlah hanya dinilai dan dimaknai hanya kumpul-kumpul makan bersama saja. Tetapi lebih pada adanya nilai-nilai spiritual bagi umat muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa selama sebulan di bulan suci penuh keberkahan ini.
Ia pun menegaskan bahwa “Berbuka Puasa Bersama” adalah sebagai salah satu cara untuk menjalin silaturahmi dan sinergi antar umat muslim. Khususnya di kalangan Kementerian/Lembaga Negara baik pusat maupun daerah yang akan memberikan pengaruh kepada bangkitnya ekonomi Indonesia pasca pandemi./ JOURNEY OF INDONESIA