Nama pasangan Moeldoko dan Gibran Rakabuming Raka muncul di tengah kontestasi Capres dan Cawapres yang telah diusung para partai politik. Kedua tokoh ini dianggap sebagai calon alternatif yang potensial dan bisa diperhitungkan.
Memperjelas hal tersebut, Assosiasi Pekerja Televisi (APT) menginisiasi diskusi dengan tajuk “Benarkah Moeldoko-Gibran Terobosan Terbaik Pilpres di Mata Profesional, Wartawan, Selebriti dan Pegiat Media Sosial?”, dengan menghadirkan Agung Raharjo (Dosen BSI yang juga Pemerhati Politik), Tessa Mariska (Selebritis), Mahardika Nadja Putri (Pekerja Seni) dan Iskandar (Jurnalis Televisi) di D’Hara, Salihara, Jakarta Selatan (21/10).
Mengingat batas pendaftaran Capres dan Cawapres 2024 bakal berakhir (25/10), diskusi ini menggambarkan bahwa “Masih Ada Peluang” untuk pasangan Moeldoko dan Gibran Rakabuming Raka muncul di tengah kontestasi Capres dan Cawapres yang telah diusung para partai politik selama ini.
“Kalau saya beri tanggapan kita review historical kita, Pak Moeldoko pernah memimpin apa? Pernah sebagai Panglima TNI, kemudian Kepala Staf Presiden. Lalu mas Gibran punya juga punya track record bagus sebagai Walikota Solo, bagi saya, kenapa enggak?” kata Agung Raharjo sebagai seorang panelis pertama yang mendapat kesempatan untuk buka suara.
Agung beranggapan bahwa Moeldoko sudah berpengalaman dan Gibran sebagai sosok muda yang juga dipercaya menjadi Walikota merupakan kolaborasi yang cukup baik. Keduanya dianggap akan saling melengkapi satu sama lain dalam memimpin Indonesia nantinya.
Hal senada diutarakan Mahardika Nadja Putri, selebgram dengan latar belakang Sarjana Hukum dan Magister Kenotariatan ini berpendapat Moeldoko merupakan sosok luar biasa yang mempunyai latar belakang cukup baik dan kredibilitas yang mumpuni. “Moeldoko itu sosok luar bisa, beliau jebolan TNI, KSP, dan untuk posisi seperti itu harusnya Moeldoko punya kredibilitas tinggi, menurut saya cocok bisa jadi calon alternatif. Kalau Gibran masih tergolong muda, kalau dipikirkan kembali beda generasi, nah beda generasi ini yang bisa membangun Indonesia lebih baik,” terangnya.
Seperti diketahui, dua dari tiga pasangan Capres 2024 sudah mulai bergulir mendaftarkan Cawapresnya di Komisi Pemulihan Umum (KPU) Pusat. Baik pasangan Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar dan pasangan Ganjar Pranowo – Mahfud MD. Sementara Capres Prabowo dikabarkan baru akan mengumumkan Cawapresnya pada saat Rakernas Partai Gerindra (23/10) mendatang.
Sebelumnya, Iskandar yang juga seorang jurnalis televisi salah satu media nasional, mengingatkan bahwa dalam memilih calon Presiden dan Wakil Presiden tentunya harus melihat rekam jejaknya. Dan Moeldoko dianggap mempunyai rekam jejak yang teruji karena mempunyai latar belakang yang cukup mumpuni. “Menurut saya kalaupun muncul nama Moeldoko dan Gibran tentu akan menjadi warna tersendiri bahkan saya yakin para calon yang sudah ada pun akan senang jika kedua nama ini juga ikut kontestasi,” pungkasnya.
Sama juga dengan yang diutarakan oleh artis senior Tessa Mariska lewat penekankan pentingnya rekam jejak untuk menjadi seorang pemimpin. Meskipun secara spesifik dirinya mengingatkan bahwa masa pendaftaran Capres dan Cawapres 2024 sudah semakin dekat. Bahkan dirinya berharap nantinya akan ada Perwakilan dari kalangan artis maupun pekerja seni yang mumpuni yang pantas dalam kontestasi pencalonan Presiden dan Wakil Presiden.
Menurut Tessa Mariska, banyak pekerja seni yang juga sudah teruji memimpin dengan menjadi kepala daerah, anggota dewan dan hingga jabatan jabatan penting lainnya. Seperti Rano Karno, Dede Yusuf, Tantowi Yahya, Dedi Mizwar, Deasy Ratnasari, Nurul Arifin dan banyak lainnya. “Mengapa kita nggak memunculkan salah satu dari kalangan artis, alangkah berharapnya kita kalau 02 (Wapres) nya artis,” tanyanya.
Sebagai catatan penting diskusi, pasangan Moeldoko – Gibran bisa menjadi sesuatu yang baru buat Indonesia. Meski ada pro dan kontra, tetapi tetap ada hal bisa diperjuangkan oleh generasi muda. Kolaborasi yang tua dengan yang muda bisa menjadi terobosan yang baik buat Indonesia. Generasi muda punya hak perubahan Indonesia lebih baik.
“Tokoh baru, harus didukung, layak dipertimbangkan. Kalau dianggap sebagai lawan, dua tokoh ini bisa menjadi lawan yang sesungguhnya dinantikan”, sebut Tessa.
Dirinya juga menghimbau agar rakyat jangan jadi golput. “Suara kita diminta lima tahun sekali ini. Karena semua calon presiden dan wakil presiden berkompeten semua. Jangan menjadi bumerang. Pilihan jangan jadi bingung saat memilih. Yuk bangun politik di badan kalian generasi muda biar nggak termakan politik. Perkembangan harus ada. Generasi muda harus kritis, sadar politik. Tentukan masa depan negara mulai saat ini”, tutupnya tegas./ JOURNEY OF INDONESIA