Ada yang menarik pada saat menghadiri giat Workshop Komunikasi, Informasi dan Edukasi “Cara Memilih Kosmetik yang Baik”, pada Sabtu (20/8/2022) lalu di lobi Kementerian Pemuda dan Olahraga, Senayan, Jakarta.
Sebagai salah seorang pembicara, Arzeti Bilbina, SE, M.A.P. mengungkapkan bahwa perempuan atau laki-laki tidak bisa melepaskan diri dari ketergantungan pada kosmetik. Ini dilakukan untuk menunjang penampilan. Namun tetap harus memahami dan memperhatikan cara memilih kosmetik yang baik agar tidak merusak kulit. “Artinya, dalam hidup dan kehidupan kita butuh kosmetik, namun bagaimanapun kita semua butuh yang namanya kesehatan fisik,” ungkap wanita yang juga menjabat sebagai anggota Komisi IX DPR sekaligus artis tersebut.
Senada dengan yang disampaikan oleh Direktur Standarisasi Obat Tradisional dan Kosmetik BPOM, Rachmi Setyorini bahwa kosmetika tidak digunakan untuk mengobati atau mencegah penyakit. “Fungsi utama kosmetika adalah untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan, memperbaiki bau badan, melindungai atau memelihara tubuh pada kondisi baik,” sebut Rachmi Setyorini di hadapan ratusan siswa/i SLTA se Jabodetabek yang menjadi peserta.
Rachmi menjabarkan beragam kategori kosmetika antara lain, kosmetika untuk kulit, masker wajah. Lalu bedak untuk rias wajah, sabun mandi, alas bedak, sediaan mandi, sediaan depilatori, deodorant dan anti perspiran, sediaan rambut, sediaan cukur. Kemudian, sediaan rias mata, rias wajah, pembersih ris mata dan rias wajah, sediaan perawatan, sediaan perawatan gigi, sediaan untuk perawatan dan rias kuku. Juga, sediaan untuk menggelapkan kulit tanpa berjemur, sediaan pencerah kulit.
Rachmi mengingatkan untuk berhati-hati dengan kandungan bahan berbahaya pada kosmetik. “Temuan kosmetik mengandung bahan berhaya, umumnya memiliki kandungan bahan berbahaya yaitu, Merkuri, Hidrokinon, Pewarna Merah K10,” ungkapnya.
Merkuri dan hidrokinon, ungkap Rachmi, ditemukan pada kosmetik bentuk krim yang biasanya digunakan sebagai pemutih kulit. Sedangkan pewarna merah K10 ditemukan pada produk lipstick dan kosmetik sediaan dekoratif lain seperti pemulas kelopak mata dan perona pipi.
Selanjutnya, Rahcmi memberikan tips menyimpan kosmetik yang baik. Yaitu pastikan kosmetik selalu dalam keadaan tertutup apabila sedang tidak digunakan, agar kosmetik tidak mudah rusak. Dia juga mengingatkan, jangan menyimpan kosmetika di tempat yang panas atau terkena sinar matahari langsung, simpanlah di tempat bersih dan sejuk. “Jauhkan dari jangkaauan anak-anak,” imbuhnya,
Dalam sesi penutup Arzeti Bilbina ini kembali mengingatkan tentang kondisi selama pandemi Covid-19 yang harus fokus dan concern, untuk menjaga kesehatan baik diri sendiri, keluarga ataupun lingkungan. Keadaan tersebut harus terus berlanjut, mengingat keadaan tidak baik terhadap kesehatan selalu mengintai disaat kita lengah,” ungkap bintang “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck” yang juga model ternama ini.
Terkait dengan BPOM dan perlindungan terhadap konsumen, Koordinator Kelompok Substansi Standarisasi Kosmetik, Yurita memaparkan tentang BPOM Mobile. Ini merupakan aplikasi yang dapat digunakan masyarakat untuk mengecek produk Obat dan Makanan yang terdaftar di BPOM.
“Caranya dengan memindai 2D Barcode yang ada produk obat, obat tradisional, kosmetik, suplemen kesehatan ataupun produk pangan olahan,” paparnya./ JOURNEY OF INDONESIA