JAKARTA – Sebagai upaya memberikan informasi umum tentang pengetahuan investasi dan pemahaman yang mendalam pada sektor keuangan, finansial dan bisnis,platform diskusi para ahli investasi Tumbuh Makna diluncurkan pada Rabu 31 Mei 2023 di Satrio Tower, Kuningan, Jakarta Selatan.
Peluncuran platform Tumbuh Makna ini bertujuan untuk lebih menyentuh ke akar persoalan keuangan termasuk investasi yang bisa dijadikan partner untuk mendiskusikan topik-topik terkait pengelolaan keuangan dan kekayaan pribadi, produk-produk investasi keuangan, serta analisa terkait risiko dan potensi di pasar modal.
Founder Tumbuh Makna Muliadi San mengatakan hadirnya Tumbuh Makna tidak terlepas dari dorongan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat menerapkan berbagai keterampilan keuangan, seperti manajemen tabungan, membuat penganggaran, pengelolaan uang, dan investasi.
Sesuai dengan namanya, Tumbuh artinya bertambah besar atau sempurna. Jadi, kami ingin masyarakat bertambah pengetahuan investasinya saat melihat sesi diskusi ini. Kemudian Makna, yang berarti sesuatu hal pasti memiliki maksud yang baik dan mengandung sesuatu,” ujar Muliadi dihadapan awak media pada press conference peluncuran Tumbuh Makna.
Muliadi San juga mengungkapkan bahwa kurangnya pengetahuan dasar tentang investasi, yang berimbas pada ketakutan dan ketidakpercayaan terhadap pasar keuangan juga memberikan motivasi yang besar kepada Tumbuh Makna agar terus mendorong penguatan literasi investasi di tanah air.
Dilatarbelakangi hal tersebut, Tumbuh Makna juga hadir untuk membangkitkan rendahnya kesadaran masyarakat dalam mengelola keuangan pribadi serta kurangnya pemahaman terkait risiko yang terkandung atas produk-produk investasi keuangan yang seringkali menyebabkan masyarakat terjebak pada dua sisi. “Di satu sisi ada yang meremehkan risiko yang akhirnya terjebak pada instrumen dengan risiko yang melebihi batas toleransinya,” ujarnya.
Tumbuh Makna juga tergerak untuk dapat membantu gerakan pemerintah untuk membawa masyarakat Indonesia bertransformasi dari saving society menuju investment society. “Pentingnya pemahaman atas risiko merupakan elemen penyeimbang penting agar kita dapat melahirkan investment society yang dewasa dan bijak dalam mengelola keuangan pribadi dan berinvestasi,” ujar Muliadi.
Berdasarkan data yang diolah dari World Bank, rasio dana simpanan terhadap PDB di Indonesia berada di angka 33,07% per akhir 2021. Dimana Indonesia berada pada peringkat 20 di dunia, sementara di ASEAN Indonesia ada di peringkat 2, di bawah Singapura (44,5%) dan di atas Vietnam (32,65%). Data ini merupakan cerminan bagaimana sesungguhnya Indonesia telah berada di tahap saving society.
Lebih dalam lagi, berdasarkan data distribusi simpanan bank umum yang dirilis LPS per Maret 2023, telah terdapat lebih dari 511 juta rekening simpanan dengan total dana simpanan mencapai Rp8.045 Triliun. Di mana jumlah rekening tersebut telah tumbuh lebih dari 65% dan total dana simpanan yang tumbuh sekitar 33% sejak tahun 2019.
Upaya pemerintah untuk mentransformasi Indonesia menjadi investment society sesungguhnya telah tercermin dari beberapa langkah, hal ini dapat dilihat dalam perkembangan data-data terakhir. Misalnya, pemerintah secara aktif terus menerbitkan obligasi seri ritel baik konvensional maupun syariah seperti Obligasi Ritel Indonesia (ORI), Sukuk Ritel (SR), Saving Bond Retail (SBR), dan Sukuk Tabungan (ST). Seri obligasi ritel ini, selain tersedia dengan nominal minimum transaksi yang lebih kecil agar terjangkau oleh segala lapisan masyarakat, juga menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan seri non-ritel dengan tenor penerbitan yang sama.
Namun berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia hanya sebesar 49,68%. Meski naik dari tahun 2019 yang hanya 38,03%. Data tersebut menandakan bahwa masih ada sebagian dari masyarakat Indonesia yang belum memiliki pemahaman yang memadai tentang konsep dasar keuangan sehingga sering memicu kejadian yang akhirnya membuat banyak pihak terjebak dalam kasus penipuan dan kecerobohan investasi.
Dikesempatan yang sama Fenny Tjahyadi selaku Co-Founder Tumbuh Makna menyebutkan banyak manfaat dari seri diskusi investasi yang akan dilakukan oleh platform literasi Tumbuh Makna. Hal tersebut diharapkan bisa memberikan pendidikan informal tentang investasi dab membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang berbagai produk investasi.
“Di samping itu, kami juga membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang adanya berbagai produk investasi yang beredar, sehingga mereka bisa melakukan perencanaan keuangan, dan pada akhirnya akan mendorong partisipasi dan kemandirian keuangan,” sebutnya.
Lebih lanjut, hadirnya Tumbuh Makna diapresiasi oleh Head of Marketing & Communications PT. Moduit Digital Indonesia, Ari Prastowo yang mengatakan peluncuran Tumbuh Makna sebagai platform literasi investasi sangat penting bagi ekosistem keuangan di Indonesia. Melalui kolaborasi dari keduanya ini platform Tumbuh Makna menjadikan masyarakat dapat menggunakan pengetahuan yang diterima untuk membuat keputusan yang lebih baik dalam berinvestasi./ JOURNEY OF INDONESIA