JAKARTA — Indonesia Energy & Engineering Series 2024 – Energy Week kembali menunjukkan komitmennya sebagai wadah diskusi dan pertukaran pengetahuan melalui pameran Electric & Power Indonesia dan Water Indonesia. Acara ini resmi dibuka pada 28 Agustus 2024 di JIExpo Kemayoran, Jakarta.
Salah satu sorotan utama dalam acara ini adalah Energy Talk yang digelar pada hari pertama, diprakarsai oleh Prakarsa Jaringan Cerdas Indonesia (PJCI) dan Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) melalui MKI Power Talk, serta forum Indonesia Water Forum (IWF) yang berlangsung selama empat hari penuh. Mengusung tema “Transformasi Air Minum Menuju Indonesia Emas”, dihadiri oleh perwakilan dari berbagai negara dan daerah di Indonesia serta anggota The Southeast Asia Water Utilities Network (SEAWUN).
Acara pembukaan forum ini turut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, seperti Moga Simatupang, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan; Brigjen TNI Heri Pribadi, Sekretaris Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan; Endra S. Atmawidjaja, Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Kementerian PUPR; serta Arief Wisnu Cahyono, Wakil Ketua Umum Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (PERPAMSI).
Dalam diskusi ini, IWF menitikberatkan pada pemanfaatan teknologi dan digitalisasi untuk meningkatkan efisiensi tata kelola air minum dan sanitasi di Indonesia. Forum ini juga mendorong terciptanya strategi jangka panjang demi mewujudkan ketahanan air (water security), mengingat saat ini cakupan air minum perpipaan di Indonesia baru menjangkau 20 persen populasi, atau sekitar 15 juta sambungan.
Endra S. Atmawidjaja menyampaikan bahwa hingga tahun ini, Indonesia baru berhasil mencapai 91% akses layak minum, namun belum pada status aman minum. “Kami menargetkan 100% akses layak minum pada tahun 2030 dan 100% akses aman minum pada tahun 2045, namun saat ini baru 20% tercapai. Di bidang sanitasi, angkanya bahkan lebih rendah lagi, hanya 5%. Kami perlu kolaborasi dan bertukar pengetahuan dengan negara lain, seperti dengan anggota SEAWUN yang hadir saat ini. Konsolidasi diri, reformasi institusi, serta digitalisasi dan pemanfaatan teknologi baru adalah prioritas yang harus kita wujudkan,” ujarnya.
Isu ketahanan air menjadi fokus utama dalam IWF, terutama terkait dengan keberlanjutan masyarakat perkotaan dan pemerataan jaringan perpipaan di seluruh Indonesia. Hal ini sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) poin 6, yakni menjamin akses air minum dan sanitasi yang aman serta berkelanjutan bagi semua.
Salah satu pencapaian penting adalah keberhasilan pembangunan 61 bendungan di berbagai daerah di Indonesia untuk meningkatkan pasokan air. Pemerintah juga menargetkan pembangunan 50 bendungan lagi pada periode mendatang, serta Indonesia telah terpilih menjadi tuan rumah Asia Pacific Water Summit pada tahun 2027.
“Ada empat prioritas utama untuk mewujudkan ketahanan air. Pertama, menjaga hutan sebagai sumber air. Kedua, mencapai Net Zero Emission 2060. Ketiga, memperbanyak bendungan untuk menampung air dari pegunungan. Keempat, memperbaiki sistem filterisasi air dari rumah tangga dan industri,” jelas Moga Simatupang dalam forum IWF ini.
Brigjen TNI Heri Pribadi menambahkan bahwa ketahanan air, pangan, dan energi adalah elemen kunci dalam menjaga ketahanan negara dan kelangsungan hidup bangsa. “Manajemen kualitas air, pengelolaan lahan pertanian yang berkelanjutan, dan pengembangan energi terbarukan menjadi strategi penting bagi kami di TNI dan Kementerian Pertahanan. Kolaborasi lintas sektor, baik antara pemerintah, akademisi, dan sektor swasta, serta partisipasi masyarakat, menjadi fokus utama kami,” ujarnya.
Sementara itu, dalam diskusi Electric & Power Indonesia, Wahyu Ahadi R, Wakil Presiden Sistem dan Teknologi Informasi PLN, menekankan pentingnya kolaborasi untuk memastikan ketersediaan energi yang cukup, terjangkau, dan berkelanjutan. “Kolaborasi antara pemerintah, BUMN, sektor swasta, lembaga keuangan, akademisi, dan masyarakat sangat krusial untuk mempersiapkan kebijakan energi yang komprehensif dan mekanisme pembiayaan yang inovatif,” ujarnya.
Dalam MKI Power Talk, Hendra Iswahyudi selaku Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, menekankan pentingnya inovasi pembiayaan untuk mendukung transisi energi menuju energi yang lebih bersih, terutama mengingat rencana pembangunan Supergrid dari Kalimantan dan Sumatra ke Jawa dan Sulawesi.
Pada diskusi bertajuk “Hydrogen as a Clean Energy Source,” Muhammad Alhaqurahman Isa, Koordinator Pelayanan dan Pengawasan Usaha Aneka Energi Baru Terbarukan Kementerian ESDM tegaskan bahwa energi hidrogen menawarkan solusi komprehensif untuk mendukung dekarbonisasi dan mencapai target Net-Zero Emission.
Selama empat hari, Water Indonesia dan Electric & Power Indonesia akan menjadi platform kolaborasi lintas sektor, diharapkan dapat membawa berbagai solusi untuk masa depan sektor ketenagalistrikan dan ketahanan air di Indonesia./ JOURNEY OF INDONESIA | Ismed Nompo