PERTH – Cine-Concert SAMSARA, mahakarya sutradara Garin Nugroho, kembali mencuri perhatian di panggung internasional dengan penampilannya di Perth Festival 2025. Digelar di His Majesty’s Theatre, pertunjukan ini sukses menghipnotis lebih dari 1.200 penonton, menjadikannya peristiwa bersejarah sebagai karya pertama seniman Indonesia yang tampil dalam festival seni tertua di Australia.
Penampilan SAMSARA di Perth Festival menegaskan eksistensinya sebagai pertunjukan sinematik-musikal yang inovatif. Memadukan film bisu hitam putih dengan iringan musik gamelan Bali serta komposisi elektronik, pertunjukan ini menawarkan pengalaman imersif yang menggabungkan unsur tradisi dan modernitas dalam satu panggung.
Artistic Director Perth Festival, Anna Reece, mengungkapkan kekagumannya terhadap SAMSARA. “Saya sangat terpesona dengan pertunjukan ini. Perpaduan musik live dan visualnya begitu memukau dan membawa kita ke dunia lain. Saya yakin siapa pun yang menontonnya akan mengalami hal yang sama,” ujar Reece.

Dua hari sebelum pertunjukan, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Perth menyelenggarakan diskusi bertajuk Meet the Director and Producer Samsara. Diskusi ini menghadirkan Garin Nugroho sebagai sutradara, Gita Fara sebagai produser, serta para seniman yang terlibat, termasuk Juliet Burnett, tim gamelan Bali Yuganada, dan komposer elektronik Gabber Modus Operandi.
Acara ini dibuka oleh Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) KJRI Perth, Amelia Marta Ninditawaty, serta perwakilan Perth Festival, Rachael Whitworth. Dalam sambutannya, Amelia menekankan bahwa kehadiran SAMSARA di Perth Festival bukan hanya sebagai ajang unjuk bakat, tetapi juga sebagai jembatan budaya. “Partisipasi ini memperkuat dialog lintas budaya dan memperkenalkan kekayaan seni Indonesia kepada dunia,” ujarnya.
Kesuksesan SAMSARA di Perth Festival ditandai dengan standing ovation dari para penonton, mengukuhkan posisinya sebagai salah satu pertunjukan paling berkesan dalam festival tersebut. Dengan melibatkan lebih dari 30 musisi, vokalis, dan tim teknis dari Bali, Jakarta, serta Bandung, pertunjukan ini membuktikan kualitas tinggi dari produksi seni Indonesia di kancah global.

Setelah sukses di Perth, SAMSARA berencana melanjutkan tur nasional dan internasionalnya tahun ini. Film bisu hitam putih yang dibintangi Ario Bayu dan Juliet Widyasari Burnett ini sebelumnya telah menyabet empat Piala Citra pada Festival Film Indonesia (FFI) 2024, termasuk kategori Sutradara Terbaik, Penata Suara Terbaik, Pengarah Sinematografi Terbaik, dan Penata Busana Terbaik.
Diproduksi oleh Cineria Films, Garin Workshop, dan Lynx Films, SAMSARA juga melibatkan Esplanade-Theatres on the Bay Singapura serta didukung oleh Kementerian Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. Dengan respons luar biasa dari publik internasional, pertunjukan ini terus membawa nama Indonesia bersinar di dunia seni pertunjukan global./ JOURNEY OF INDONESIA | Ismed Nompo