Desa wisata adalah sebuah komunitas atau masyarakat yang terdiri dari para penduduk suatu wilayah terbatas yang bisa saling berinteraksi secara langsung dibawah sebuah pengelolaan dan memiliki kepedulian serta kesadaran untuk berperan bersama dengan menyesuaikan keterampilan individual berbeda.
Desa wisata sendiri dibentuk untuk memberdayakan masyarakat agar dapat berperan sebagai pelaku langsung dalam upaya meningkatkan kesiapan dan kepedulian dalam menyikapi potensi pariwisata atau lokasi daya tarik wisata diwilayah masing-masing desa.
Selain itu tujuan dari pembentukan desa wisata ini adalah untuk meningkatkan posisi dan peran masyarakat sebagai pelaku penting dalam pembangunan sektor pariwisata dan dapat bersinergi dan bermitra dengan pemangku kepentingan terkait dalam meningkatkan kualitas perkembangan kepariwisataan didaerah membangun dan menumbuhkan sikap dukungan positif dari masyarakat desa sebagai tuan rumah melalui perwujudan nilai-nilai sapta pesona.
Sebagai salah satu atraksi, desa wisata juga cocok dijadikan pilihan ketika bleisure #DiIndonesiaAja mengingat jumlahnya yang cukup banyak di tanah air ini. Contohnya adalah Desa Wisata Penglipuran di Bali, Desa Wisata Lumban Bulbul di Toba, Desa Wisata Karangrejo di Jawa Tengah, dan masih banyak lagi.
Terkait dengan hal tersebut, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, pernah menjelaskan sekitar pertengahan Maret 2021 lalu bahwa pengembangan desa wisata yang menjadi salah satu program unggulan Kemenparekraf diharapkan dapat menjadi lokomotif penggerak untuk pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
“Program unggulan kita, yang diharapkan bisa menyentuh masyarakat di seluruh nusantara yaitu pengembangan 244 desa wisata yang kita targetkan hingga 2024 menjadi desa wisata mandiri, saya melihat desa wisata membangkitkan satu pariwisata di era baru,” kata Menparekrafdi pertengahan Maret 2021.
Beruntungnya setiap daerah di Indonesia memiliki keunikan tersendiri. Mulai dari ranah kuliner hingga kerajinan tangan, yang kini sedang dimaksimalkan lewat gerakan #BanggaBuatanIndonesia. Nah, kira-kira apa saja yang bisa dibeli saat bleisure ke desa wisata? Berikut daftarnya:
- Kuliner
Sampai kapan pun, urusan kuliner di Indonesia tidak akan habis diulas. Berkunjung ke sebuah daerah saja, kita sudah disuguhi berbagai macam makanan. Misalnya jika sempat mengunjungi Desa Wisata Penglipuran saat bleisure di Bali, maka jangan lupakan kuliner khasnya seperti loloh cemcem dan sueg. - Wastra
Kain tradisonal atau wastra merupakan salah satu kekayaan Indonesia yang juga bisa ditemukan saat bleisure ke desa wisata. Saat berkunjung ke Desa Wisata Lumban Bulbul di Toba, sangat disayangkan jika melewatkan kesempatan untuk berburu ulos khas Toba yang melegenda. - Kerajinan Tangan
Keunikan di tiap daerah tak cuma sebatas kuliner dan wastra saja, kerajinan tangan juga merupakan pilihan yang cocok untuk diburu. Jika berkunjung ke Desa Wisata Karangrejo di Magelang, jangan lupa untuk berburu kerajinan pahat batu khas di kawasan Borobudur, mulai dari ukuran mini hingga skala kolosal.
Namun satu yang harus diingat, saat sesi berburu produk lokal di desa wisata jangan pernah abaikan protokol kesehatan. Mulai dari memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun. Karena dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan, maka berwisata akan terasa aman./ JOURNEY OF INDONESIA