Pada tanggal 17 November mendatang, sudah ditetapkan sebagai hari penayangan film “Sri Asih”. Scoring musik yang digubah oleh Aghi Narottama, Bemby Gusti & Tony Merle akan dirilis digital di berbagai platform musik seperti Apple Music, Spotify, Deezer, Joox, Amazon Music, Tidal, Google Play Music dan banyak lagi lainnya. Total ada 26 komposisi scoring yang akan dirilis.
Disebutkan oleh Aghi Narottama bahwa proses kreatif yang dilewatinya bersama Bemby dan Tony adalah dengan membuat konsep ‘symphonic distortion’. “Kami mencoba menggabungkan unsur musik score yang bernuansa orchestral dengan musik rock yang cenderung heavy dengan sentuhan sedikit electronica. Ini mewakili karakter keras Alana ketika dia belum menjadi Sri Asih dan menjadi elegan setelahnya,” ujar Aghi.
Untuk musik rock-nya sendiri saya banyak mendengarkan kembali koleksi rock yang bernuansa modern metal juga dengan elemen elektronika tapi juga tidak terlalu hardcore untuk kami kembangkan dengan musik orkestra. Dan walaupun film ini roots-nya berasal dari Jawa, saya menghindari memberikan terlalu banyak unsur tradisional Jawa di musiknya. Karena saya ingin sosok super hero ini menjadi pahlawan untuk semua. Jadi unsur tradisional jawanya saya tuangkan ke dalam beberapa unsur nada pelog yang melebur di antara musik rock dan orkestranya mewakili roots Jawa,” aku Aghi kembali.
Di tahun 2019 Aghi Narottama, Bemby Gusti & Tony Merle mendapatkan nominasi Piala Citra di kategori Penata Musik Terbaik untuk film ‘Gundala’. Di film ‘Gundala’ sebenarnya Sri Asih sudah muncul dan Aghi bersama Bemby dan Tony membuat musiknya.
“Sebetulnya sejak film Gundala, Sri Asih sudah muncul di salah satu adegannya dan walau saat itu kami belum tahu apakah akan menggarap musiknya atau tidak. Saya buat saja sample musiknya berdasarkan yang saya lihat di film Gundala dan Alhamdulillah kami yang diberi kepercayaan sebagai music director-nya,” ujarnya.
Lebih lanjut Aghi menceritakan, “Upi sendiri memberikan brief tentang Sri Asih sebagai karakter yang penuh dengan tantangan baik konflik dari dalam Alana-nya sendiri maupun dari luar. Walau begitu dia tidak pernah takut menghadapi tantangan.”
“Sri Asih buat saya mewakili simbol kekuatan perempuan Indonesia dengan sifat heroik yang siap membela yang benar, Sri Asih sangat berkarakter elegan, cantik luar dalam namun kalau berjuang untuk kebenaran dia tidak akan lari dari medan pertarungan,” lanjutnya lagi.
Film kedua Jagat Sinema Bumilangit “Sri Asih” ini dibintangi oleh Pevita Pearce, Jefri Nichol, Christine Hakim, Reza Rahadian, Dimas Anggara, Surya Saputra.
Diceritakan bahwa Alana tidak mengerti kenapa ia selalu dipengaruhi amarah, tapi ia selalu berusaha melawannya. Memasuki usia dewasa, Alana menemukan fakta mengenai asalnya: ia bukan perempuan biasa. Ia mungkin adalah berkah untuk kemanusiaan dan menjadi pelindungnya sebagai Sri Asih. Atau ia bisa juga menyebabkan kehancuran bagi dunia, jika ia tak bisa mengontrol amarahnya.
Film “Sri Asih” adalah bagian dari Jagat Sinema Bumilangit, yang dibuka dengan ‘patriot’ pertamanya, yaitu Gundala (tayang 29 Agustus 2019). Sri Asih kini dihadirkan sebagai ‘patriot’ ke-2.
Tak sampai di situ, keluasan Jagat Sinema Bumilangit akan berlanjut pada film-film dan serial-serial lain yang tengah diproduksi oleh pihak studio, Screenplay Bumilangit. Di antaranya “Virgo and the Sparklings” (dibintangi Adhisty Zara) yang akan tayang di bioskop juga serial “Tira” (diperankan oleh Chelsea Islan) untuk khusus tayang di kanal Disney+.
Dengan lebih dari 1.200 karakter komik yang dipunyai oleh Bumilangit, dapat dipastikan Jagat Sinema Bumilangit akan menjadi sajian yang menghibur, dengan terobosan penceritaan dan produksi yang memuaskan untuk penonton Indonesia./ JOURNEY OF INDONESIA