JAKARTA – Kemenparekraf direncanakan akan memfasilitasi pembiayaan empat produksi film tanah air melalui Fintech Securities Crowdfunding (FinsCoin) sebagai solusi alternatif pendanaan dalam upaya mendukung pengembangan perfilman Indonesia.
Fasilitasi ini merupakan hasil kolaborasi antara Kemenparekraf bersama Bizhare dan Adhya Group. Pembiayaan yang akan diterima oleh empat film tersebut sebesar Rp 50 miliar. Dimana Rp40 miliar akan didanai oleh Adhya Group dan Rp10 miliar akan didanai bersama-sama dengan masyarakat melalui aplikasi Bizhare.
Bangkitnya subsektor film tanah air diharapkan dapat berdampak pada penciptaan lapangan pekerjaan yang lebih banyak. Tercatat subsektor film, animasi dan video sendiri di tahun 2021 menyumbang Rp2,69 triliun pada PDB Indonesia.
Keempat film yang akan mendapatkan pembiayaan adalah:
– Mantra Surugana (Horror), Sutradara/Director: Dyan Sunu Prastowo;
– The Hole/Bolong (Horror), Sutradara/Director: Hanung Bramantyo;
– Tulang Belulang Tulang (Drama/Comedy), Sutradara/Director: Sammaria Sari Simanjuntak;
– Romeo Ingkar Janji (Drama/Romance), Sutradara/Director: Emil Heradi.
Menparekraf Sandiaga Uno dalam peluncuran “Pembiayaan Proyek Film Perdana melalui Finscoin”, di CGV Grand Indonesia, Jakarta (24/2/2023) lalu mengapresiasi Bizhare dan Adhya Group yang telah menjadi mitra Kemenparekraf dalam mendukung subsektor perfilman tanah air.
Dalam sambutannya mengatakan bahwa program ini bisa menciptakan ekosistem perfilman yang lebih baik dan tentunya membawa ekonomi kreatif kita yang sekarang nomor tiga dunia bisa meningkat dan membuka peluang usaha dan lapangan kerja. Sudah saatnya kita menjadi destinasi perfilman dunia dan pencipta produk-produk ekonomi kreatif yang berkelas internasional.
Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo di kesempatan yang sama menambahkan, skema pendanaan ini adalah satu terobosan yang baik. Sehingga pendanaan yang selama ini menjadi isu dalam industri film, bisa dituntaskan.
“Dengan keterlibatan aktif dari masyarakat maka secara otomatis mereka juga turut serta mempromosikan filmnya sejak awal. Kedepannya kita dorong lebih banyak lagi film yang bisa didanai melalui crowdfunding dan terbuka juga untuk IP Financing lainnya seperti musik dan event” kata Angela.
CEO Bizhare, Heinrich Vincent, berharap kerja sama ini bukanlah yang pertama tapi akan menjadi kolaborasi yang berkelanjutan bersama dengan pelaku usaha maupun pemerintah. “Saya harapkan dengan adanya peluncuran program ini bisa menggerakkan industri film secara masif lagi dan memberikan warna baru untuk pertumbuhan industri film di Indonesia,” katanya.
Untuk masyarakat yang ingin berpartisipasi menjadi investor dalam program ini dapat mengunduh aplikasi Bizhare. Kemudian tinggal memilih jenis film yang akan diinvestasikan. “Laporan keuangan, laporan perkembangan bisnisnya juga ada di dalam aplikasi. Jadi bisa di check dimana saja secara transparan dan aman,” tutupnya./ JOURNEY OF INDONESIA