JAKARTA – UOB Indonesia memainkan peran sebagai katalis dan pendorong untuk mendukung pemberdayaan perempuan, dan membantu mereka mendapatkan produk dan layanan keuangan yang tepat guna membangun masa depan yang aman dan sejahtera.
Salah satunya dengan menggelar literasi bertajuk ‘Building Inclusive Economies’ di Jakarta (15/08/2023). Sesi ini membahas peran penting perempuan di Indonesia yang tidak hanya di tingkat rumah tangga, tetapi juga potensi dan kemampuan yang signifikan untuk memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
UOB Indonesia menilai, dengan memberdayakan perempuan sesuai potensinya, diharapkan dapat membawa ekonomi Indonesia menjadi lebih baik. UOB Indonesia memahami bahwa sebagian besar perempuan memiliki pengetahuan dan kapasitas untuk berpikir tentang mengamankan dana untuk keluarga mereka dan menginvestasikannya dalam instrumen produktif.
Namun demikian, ada tiga tantangan yang dihadapi perempuan saat ini, yaitu rendahnya indeks literasi keuangan, terbatasnya akses dan pengetahuan digitalisasi, serta rendahnya akses terhadap layanan keuangan yang tersedia.
Oleh karena itu, UOB Indonesia berharap dapat mendukung pemerintah, regulator, nasabah dan masyarakat luas untuk mendukung pemberdayaan perempuan untuk menjadi pilar masyarakat yang kuat. Melalui sesi ini, UOB Indonesia berharap dapat memberikan pemahaman yang diperlukan untuk meningkatkan literasi keuangan perempuan serta referensi dalam membuat keputusan keuangan di masa depan.
Dalam kegiatan literasi ini ada dua narasumber yakni Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Aviliani dan Plt. Kepala Grup Komunikasi Publik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sekar Putih Djarot. “Perempuan memiliki peran penting di keluarga terutama dalam membuat keputusan terkait keuangan dan mengatur keuangan keluarga. Apalagi perempuan memiliki kinerja yang lebih baik dalam kemampuan finansial dibandingkan laki-laki,” ujar Sekar.
Sekar Putih Djarot menambahkan, perempuan memiliki kecenderungan menabung untuk keperluan yang mancakup kebutuhan dasar, dana darurat, sampai biaya pendidikan anak. Untuk itu, perempuan perlu memikirkan produk investasi yang tepat untuk mendukung rencana finansial yang dirancang.
“Perempuan yang baru mulai berinvestasi biasanya akan memilih instrumen reksadana. Adapun reksadana yang dipilih beragam mulai dari pendapatan tetap, campuran, sampai saham,” ungkapnya.
Sementara itu, Aviliani menyampaikan, sebelum berinvestasi perempuan harus tahu profil risiko yang dapat dihadapi. Selain itu, perempuan juga harus mempersiapkan dana darurat sebelum memulai investasi. “Ketika mulai berinvestasi, baiknya menyisihkan uang di awal dan bukan sisa dari uang kebutuhan. Dalam memulai investasi perempuan juga harus memiliki tujuan dan perhitungan yang jelas, misalnya dalam lima tahun ke depan, kebutuhan apa saja yang akan muncul,”ujarnya.
Menurut Aviliani, dalam berinvestasi biasanya perempuan memilih produk yang imbal hasilnya dapat digunakan kembali atau memiliki jangka pendek. Perempuan disebut lebih memilih investasi berisiko rendah. Namun perempuan saat ini juga telah mulai beranjak ke investasi lain seperti obligasi pemerintah dan deposito.
Head of Deposit & Wealth Management UOB Indonesia Vera Margaret mdenyebutkan bahwa tren investasi yang digandrungi perempuan biasanya yang memiliki jangka pendek dan pendapatan tetap seperti obligasi ritel, sukuk tabungan, sukuk ritel, dan saving bond ritel (SBR).
Keadaan ini akan semakin bergeser secara bertahap, nasabah perempuan mulai memasuki investasi yang jangka panjang seperti reksadana saham./ JOURNEY OF INDONESIA